Jakarta, Indonesia —
Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi bak mutiara dalam sepak bola modern. Tak hanya layar kaca, keduanya begitu berharga saat jadi perbincangan di jagad maya. Namun jika keduanya eksis sejak tahun 1990-an, apakah mereka tetap jadi fenomena?
Ronaldo dan Messi adalah pesepakbola lintas zaman. Lahir dalam dekade yang sama, mereka punya jalan cerita yang sama-sama mengagumkan mata.
Singkat cerita, Ronaldo lebih dulu jadi sorotan ketika direkrut Manchester United pada musim panas 2003. Pelatih Man Utd kala itu, Sir Alex Ferguson, cepat-cepat ‘membajak’ pemuda 18 tahun asal Madeira dari manuver Arsenal yang nyaris mendapatkan tanda tangan sang pemain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Man Utd memecahkan rekor transfer termahal untuk pemain 18 tahun saat itu. Mahar 12 juta poundsterling plus iming-iming nomor punggung 7 warisan David Beckham meluluhkan hati pemain kelahiran 5 Februari 1985 tersebut.
Keraguan publik dibayar dengan bukti. Ronaldo berhasil meneruskan dinasti nomor punggung keramat di Old Trafford. Ia mempersembahkan tiga gelar Premier League, satu Piala FA, dua Piala Carling, dan puncaknya menyabet trofi Liga Champions.
Dalam kurun waktu yang berdekatan, Ronaldo menutup periode pertama di Man Utd dengan gelar Piala Dunia Antarklub, Pemain Terbaik Eropa 2008 dan Ballon d’Or 2008. Ia kemudian melangkah pergi ke klub yang lebih besar, Real Madrid.
Di sinilah rivalitas dengan Messi semakin terasa. Porsi pertarungan keduanya bertambah di panggung domestik dan jadi tontonan utama.
Sebenarnya cikal bakal pertarungan Ronaldo dan Messi sudah terjadi sebelum keduanya bersua di Spanyol. Nama mereka digadang-gadang jadi bintang saat masuk nominasi Ballon d’Or 2007 yang dimenangkan Ricardo Kaka.
![Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi Real Madrid and Portugal forward Cristiano Ronaldo hands a microhpone to Barcelona and Argentina forward Lionel Messi (L) as they stand on stage after being selected in the 2014 FIFA FIFPro World XI during the FIFA Ballon d'Or award ceremony at the Kongresshaus in Zurich on January 12, 2015. AFP PHOTO / FABRICE COFFRINI / AFP PHOTO / FABRICE COFFRINI]() CRistiano Ronaldo dan Lionel Messi bersaing ketat di Ballon d’Or. (AFP PHOTO / FABRICE COFFRINI)
|
Harapan penggemar kemudian terwujud dalam pertarungan Ronaldo vs Messi yang pertama di semifinal Liga Champions 2007/2008. Kala itu Ronaldo dan MU menumbangkan Barcelona dan melangkah ke final sekaligus jadi juara.
Laga epik Ronaldo dan Messi kemudian terjadi lagi di final Liga Champions 2008/2009. Pertandingan pemungkas Ronaldo di Man Utd itu berakhir dengan kesedihan karena Barcelona yang berhasil jadi juara. Usut punya usut, momen itu adalah pertama satu-satunya final Liga Champions yang ada Ronaldo dan Messi-nya.
Dekade 2000-an dan 2010-an serasa milik Ronaldo dan Messi. Media massa tak henti-hentinya menggelorakan siapa paling hebat. Namun jika mereka tenar satu dekade lebih awal, apakah ceritanya akan sama?
Baca di halaman berikutnya>>>
Dekade 90-an adalah lembaran tak terlupakan di dunia sepak bola: Maradona pensiun, Zidane bawa Prancis juara Piala Dunia 1998, hingga treble ‘gila’ Manchester United pada 1999.
Pada 1990-an pula, sepak bola adalah primadona layar kaca terutama Liga Italia. Sepak bola negeri Pizza disebut ada dalam periode keemasannya karena menghadirkan sajian liga yang begitu kompetitif dan bintang lapangan yang terbilang merata.
Juventus punya Zinedine Zidane, AC Milan dengan George Weah, Inter lewat Ronaldo Nazario, Fiorentina dan Gabriel Batistuta-nya, lalu Hernan Crespo bersama Parma, kemudian ada Francesco Totti sang Pangeran Roma.
Namun selama dekade 90-an itu pula, sepak bola bukan hanya milik Serie A. Jika dilihat dari perspektif yang lebih luas, negara-negara lain punya andil besar dalam mempopulerkan si kulit bundar.
Ambil contoh pemenang Ballon d’Or medio 1990 hingga 1999. Mereka yang dinobatkan sebagai pemain terbaik di dunia selalu berganti. Tidak ada satupun peraih gelar individu itu secara beruntun. Asal negaranya juga tak pernah sama.
Siapa sangka George Weah yang mendapatkan Ballon d’Or 1995 menjadi pemain Afrika pertama dan hingga kini masih jadi satu-satunya punya gelar demikian.
Tak bisa dipungkiri, Ronaldo dan Messi mungkin saja akan terhalang sinarnya oleh bintang yang bertebaran di penjuru Eropa.
Contohnya, Messi awalnya berposisi sebagai sayap kiri dan gelandang serang di akademi La Masia. Saat promosi ke tim utama, tempat itu sudah diisi oleh Ronaldinho yang kerap dimainkan demikian oleh Frank Rijkaard.
![George Weah l'attaquant du Milan AC, George Weah (D), est aux prises avec le milieu de terrain et capitaine du Lazio, Diego Fuser, le 29 avril au stade Olympique de Rome, lors de la finale retour de la Coupe d'Italie qui oppose la Lazio de Rome au Milan AC. (IMAGE ELECTRONIQUE) / AFP PHOTO / GERARD JULIEN]() George Weah satu-satunya pemain asal Afrika yang pernah memenangi Ballon d’Or. (AFP PHOTO / GERARD JULIENl)
|
Praktis Messi bergeser jadi sayap kanan dengan harapan mengandalkan kelincahan dalam menusuk ke tengah. Atau jika seandainya Messi sudah eksis sejak 90-an, posisi sayap kiri sudah ditempati oleh Hristo Stoichkov. Di gelandang serang juga telah diisi oleh Michael Laudrup.
Begitu juga dengan Ronaldo. Andai kata Ronaldo sudah muncul di era 90-an bersama Manchester United, mungkin dia akan kalah saing dengan pemain sayap lainnya.
Ronaldo yang datang ke Old Trafford sebagai sayap kanan, akan tersisih oleh dua pemain sekaligus, yakni Andrey Kanchelskis atau David Beckham. Sementara di sisi kiri ada Ryan Giggs yang piawai meliuk-liuk.
Bukan tak mungkin pula, Ronaldo akan sama-sama tersingkir jika dialihkan ke posisi lain. Begitu juga Messi jika sudah tampil sejak 90-an.
Namun Ronaldo dan Messi hadir di zaman yang tepat. Saat mereka muncul ke permukaan, sorot lampu tak pernah meleset. Selama 10 edisi Ballon d’Or sejak 2008 hingga 2017, Ronaldo dan Messi bergantian mendapatkan trofi bola emas tersebut.
Ada dua pendapat besar menyikapi fenomena Ronaldo vs Messi dalam sepak bola modern. Tak sedikit yang menyebut mereka membuat pertunjukan menjadi monoton, tapi banyak pula yang menganggap Ronaldo dan Messi adalah pemain terbaik pada masanya.
[Gambas:Video ]