Saat Ditangkap, P Diddy Simpan Narkoba Serupa di Kasus Liam Payne




Jakarta, Indonesia

Seorang polisi federal mengisahkan momen penangkapan Sean Diddy Combs alias P Diddy pada 2024. Ia mengatakan mereka menemukan berbagai pelumas, baby oil, dan narkoba yang terhubung dengan mendiang Liam Payne di kamar hotel mantan rapper tersebut.

P Diddy ditangkap polisi federal AS pada 16 September 2024 atas dugaan pelecehan seksual hingga perdagangan seksual. Pada hari yang sama, aparat penegak hukum langsung menggerebek kamarnya di Park Hyatt Hotel, Manhattan, New York City.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agen Khusus Departemen Keamanan Dalam Negeri bernama Yasin Binda yang ikut dalam penggerebekan tersebut menjadi saksi dalam persidangan P Diddy di Manhattan pada Jumat (16/5).

Binda menyebut saat ia dan tim masuk kamar P Diddy kala itu, mereka menemukan kantong-kantong berisi pelumas dan minyak bayi di dalam lemari pintu masuk kamar.




Mereka kemudian menemukan lebih banyak lagi pelumas di bak mandi serta nakas kamar. Binda juga membawa sejumlah foto kondisi kamar saat digerebek untuk diperlihatkan kepada para juri.

Diberitakan New York Post, petugas juga menemukan sebotol pil klonopin yang bertuliskan untuk Frank Black yang diduga adalah nama palsu.

[Gambas:Video ]

Klonopin atau Clonazepam yang merupakan obat untuk meredakan atau mengendalikan kejang yang juga bisa digunakan untuk meredakan gangguan panik tersebut ditemukan di dalam sebuah tas Louis Vuitton.

Kemudian di dalam laci meja nakas, terdapat obat-obatan merah muda yang merupakan ketamin dan MDMA alias ekstasi.

Obat-obatan merah mudah tersebut disebut seorang sumber petugas hukum kepada New York Post terbilang berbahaya dan menjadi favorit P Diddy, serta terkenal dalam peredaran narkoba ilegal di New York City beberapa waktu terakhir.

Obat berbentuk serbuk merah muda itu dikenal sebagai tusi dan kerap muncul dalam berbagai penggerebekan narkoba. Tusi yang juga dikenal sebagai pink coccaine tersebut adalah zat serupa yang ditemukan dalam darah mendiang Liam Payne.

Pada Oktober 2024, pink cocaine disebut dalam sebuah gugatan yang diajukan produser Rodney ‘Lil Roy’ Jones pada Februari 2024, adalah zat yang harus ada di kantong atau tas pinggang staf P Diddy.

Dalam kesaksian tersebut, pihak polisi federal juga memberikan kepada juri sebuah kantong berisi tusi yang mereka sita dari kamar P Diddy untuk diperlihatkan.

“Polisi federal juga menemukan uang US$9.000 dalam tas pinggang hitam di dalam ruangan,” kata Binda.

Selama kesaksian Binda, New York Post menyebut Sean Diddy Combs meletakkan tangan di dahinya dan menepuk kepalanya saat berbicara dengan tim kuasa hukumnya.

Sean Diddy Combs alias P Diddy menghadapi lima gugatan, termasuk satu terkait pemerasan, dua terkait perdagangan seks, dan dua untuk menyediakan transportasi dan terlibat dalam prostitusi.

Bila P Diddy terbukti bersalah atas seluruh gugatan, ia bisa mendapatkan hukuman penjara seumur hidup.

Meski begitu, P Diddy sendiri sudah menerima lebih dari 70 gugatan sejak 2023, yang berkaitan dengan pelecehan hingga kekerasan seks dan perdagangan seks. Namun gugatan tersebut akan diperlakukan terpisah dari kasus persidangan federal.

(end)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *