Tak Semua Bisa dengan Militer
Jakarta, Indonesia —
Gubernur Lemhannas Ace Hasan Syadzily mengatakan tak seluruh persoalan bisa diselesaikan dengan pendekatan militeristik.
Ia menyampaikan itu ketika ditanya awak media soal kebijakan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi (Demul) mengirimkan ‘anak nakal’ ke barak militer.
“Tidak semua bisa diselesaikan itu secara dalam tanda kutip pendidikan militer,” kata Ace di Kantor Lemhannas, Jakarta, Selasa (20/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ace mengatakan bahwa pendidikan militer bukanlah untuk anak-anak ‘nakal’, melainkan diikuti oleh orang terpilih dan terbaik.
“Jadi jangan sampai terstigma bahwa kalau orang nakal masukin ke barak militer,” ujar dia.
Ia pun mengatakan bahwa menyelesaikan persoalan anak yang dinilai berperilaku menyimpang haruslah dilihat akar persoalannya.
Ace menyampaikan terkait dengan kebijakan Demul itu, tentu harus dilihat dalam perspektif yang lebih holistik.
“Bahwa penyelesaian anak-anak yang bermasalah secara perilaku, Itu harus dilihat secara utuh, Tidak boleh misalnya setiap ada orang atau anak-anak yang bermasalah langsung dimasukin ke militer, saya kira Itu harus dikaji lebih lanjut,” ucapnya.
Ace berpandangan bahwa pendidikan terhadap anak harus sesuai dengan proses perkembangan pertumbuhan anak.
Ia mengatakan proses pendidikan haruslah mempertimbangkan berbagai aspek, mulai dari aspek emosional, aspek Intelektual, hingga aspek spiritual.
Ace menyebut dalam pertumbuhannya, seorang anak pasti dipengaruhi lingkungan sekitarnya.
“Karena itu penanganan terhadap anak tentu harus dilihat dalam perspektif yang komprehensif, tidak hanya ditekankan kepada aspek. Misalnya fisik saja, tetapi yang harus dilihat adalah juga penanganan dari hulu sampai hilir,” ujar dia.
(mnf/dal)