3 Sekutu AS Ancam Sanksi Israel soal Gaza, Ini Reaksi Netanyahu
Jakarta, Indonesia —
Israel makin tertekan usai 3 negara Eropa yang semula mendukung Tel Aviv mulai menentang bahkan mengecam agresi brutalnya ke Jalur Gaza Palestina sejak Oktober 2023 lalu.
Ketiga negara itu adalah Prancis, Inggris, dan Kanada.
Di awal agresi ke Gaza dimulai, ketiga negara itu dengan mantap menyatakan berdiri di belakang Israel. Mereka menganggap Israel berhak melancarkan serangan militer ke Gaza sebagai bentuk membela diri dari serangan milisi Hamas.
Namun, serangan Israel ke Gaza berlangsung secara membabi-buta hingga hari ini dan telah menewaskan lebih dari 3 persen jumlah penduduk Gaza atau sekitar lebih dari 60 ribu orang.
Melalui pernyataan bersama pada Rabu (20/5), Prancis, Kanada, dan Inggris mewanti-wanti akan ada “respons tegas” jika Tel Aviv tidak segera menghentikan operasi militer terbarunya di Gaza.
“Jika Israel tidak segera menghentikan serangan militer ofensifnya yang terbaru dan tak segera mencabut larangan akses untuk bantuan kemanusiaan, kami akan mengambil Langkah konkret sebagai respons,” bunyi pernyataan bersama Prancis, Kanada, dan Inggris itu seperti dikutip Jerusalem Post pada Selasa (20/5).
Inggris, Kanada, dan Prancis juga “menolak segala bentuk upaya memperluas pendudukan (illegal Israel) di Tepi Barat.”
“Kami tidak segan-segan mengambil Langkah tegas, termasuk sanksi yang terukur,” bunyi pernyataan bersama ketiga negara itu.
Melalui kicauan di X, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengkritik keras pernyataan bersama tiga negara Eropa itu.
Netanyahu mengatakan dengan meminta Israel menghentikan agresi ke Gaza sama saja dengan memberikan hadiah kepada “teroris” atas serangan ke negaranya pada 7 Oktober lalu.
“Dengan meminta Israel mengakhiri perang membela diri sebelum teroris Hamas di perbatasan dilenyapkan dan menuntut kemerdekaan negara Palestina, para pemimpin di London, Ottawa, dan Paris telah memberikan hadiah besar atas serangan genosida di Israel pada 7 Oktober lalu,” ucap Netanyahu.
“Ini (agresi Israel ke Gaza) adalah perang peradaban melawan barbarisme. Israel akan terus mempertahankan diri dengan cara yang adil hingga kemenangan total tercapai,” paparnya menegaskan.
Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu ke Israel menewaskan 1.200 warga. Selain itu, Hamas juga menyandera sekitar 250 orang dari Israel.
Namun, di sisi lain, agresi brutal Israel ke Gaza sejak itu hingga hari ini telah menewaskan 61 ribu warga Palestina yang Sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak.
Selain itu, selama agresi brutal berlangsung, Israel sering melancarkan serangan yang menargetkan rumah sakit, sekolah, hingga kamp pengungsi. Hal itu menyalahi hukum internasional dan hukum perang.
(rds/bac)