Misi Besar Google Cloud di Indonesia, Kontribusi Ekonomi Rp1.400T




Jakarta, Indonesia

Google Cloud Indonesia membongkar misi ambisiusnya dalam 5 tahun ke depan lewat Jakarta Cloud Region. Google menargetkan kontribusi ekonomi hingga Rp1.400 triliun serta bisa mendukung 240 ribu pekerja per tahun.

The next 5 years kita mau untuk kontribusi Rp1.400 triliun in further economic value. Dan kita punya goal yang sangat ambisius dimana kita mau untuk supporting 240 ribu jobs annually,” ujar Fanly Tanto, Country Director Google Cloud Indonesia dalam acara Google Cloud Summit 2025, Jakarta, Kamis (22/5).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fanly bercerita bagaimana Google Cloud dalam 5 tahun ke belakang telah berkontribusi pada ekonomi Tanah Air sebesar Rp900 triliun. Dalam periode yang sama, raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) ini juga mendukung 92 ribu pekerja setiap tahun.

Kontribusi ini dilakukan Google Cloud sejak perusahaan ini menjadi hyperscaler global pertama yang meluncurkan cloud region di Indonesia pada 2020.





Jakarta Cloud Region disebut mendukung banyak layanan penting bagi organisasi di Indonesia, mulai dari riset dan pengembangan vaksin Bio Farma, pengalaman belajar dan mengajar oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), hingga perbankan digital, e-commerce, layanan pengiriman makanan, kerja jarak jauh.

Jakarta Cloud Region terdiri atas pusat data berkapasitas besar yang saling terhubung dan berlokasi di dalam negeri. Pusat data ini menjadi tempat untuk menampung server, chip silikon, perangkat penyimpanan, dan peralatan jaringan, yang berfungsi sebagai infrastruktur fisik yang memberikan layanan berperforma tinggi dari Google Cloud.

Infrastruktur ini bertindak sebagai otak dan tulang punggung digital untuk memastikan sistem dan aplikasi organisasi tersedia, aman, dan dapat diakses.

Jakarta Cloud Region berfungsi sebagai gateway perusahaan atau organisasi di Indonesia ke platform Google Cloud seperti BigQuery dan Vertex AI.

Alat-alat yang tersedia dalam ekosistem tersebut dapat dimanfaatkan untuk membangun dan menerapkan AI generatif dan AI agentic dengan lebih dari 200 jenis dan ukuran model AI yang terdepan di industri, mulai dari Gemini dari Google, Claude dari Anthropic, Llama dari Meta, DeepSeek, dan lainnya.

Alat-alat ini juga bisa digunakan untuk menyesuaikan model AI untuk fungsi dan tujuan spesifik, memastikan model AI tersebut “grounded.” Artinya, model AI hanya mengambil respons dari sumber data yang dipilih, dipercaya, dan dikontrol oleh organisasi. Dari sini, pengembang bisa mengintegrasikannya ke dalam alur kerja, produk, serta layanan.

3 data center

Fanly menyebut saat ini Google Cloud memiliki tiga pusat yang saling terhubung di Indonesia untuk mengakomodir layanan yang mereka berikan.

Dalam kesempatan tersebut, ia mengatakan pihaknya telah memperbesar kapasitas komputasi AI di Jakarta Cloud Region untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal. Sayangnya, Fanly tidak menyebut berapa kapasitas dari pusat data yang dimiliki Google ini.

Ekspansi kapasitas komputasi merupakan satu dari lima langkah Google untuk mencapai misi ambisius Google dalam lima tahun ke depan yang diberi jargon “Bangkit Bersama AI.”

Google juga memiliki program akselerator startup yang bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk melahirkan 100 startup. Fanly menyebut pada 2025 pihaknya akan mengkurasi 20 startup.

Selain itu, Google juga meluncurkan program Indonesia BerdAIa, sebuah program ekosistem untuk membantu organisasi membangun dan menerapkan solusi AI kustom yang memberikan nilai nyata yang terukur untuk sektor-sektor ekonomi utama Indonesia.

Beberapa perusahaan besar yang menjadi pionir dalam program ini adalah PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports), Bank Central Asia, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Syariah Indonesia, DANA Indonesia, Fore Coffee, Indosat Ooredoo Hutchison, Kalbe Farma, MAXStream, Paragon Technology and Innovation, Sarana AI, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), Universitas Brawijaya, dan Vidio.

Kemudian, Google juga mempunyai program JuaraGCP yang menjadi ruang pengembangan developer di Indonesia. Google menargetkan setidaknya 800 ribu lab pelatihan interaktif akan diselesaikan pada 2026.

JuaraGCP sendiri adalah program belajar mandiri online yang dirancang khusus untuk developer di Indonesia. Program ini memberikan akses ke lab pelatihan interaktif dan mendorong pembelajaran melalui komunitas sejawat yang suportif.

Program terakhir adalah kolaborasi AI Google dengan sejumlah seniman untuk menunjukkan karya yang diberi bantuan oleh AI.

“Saya berharap pameran ini dapat menceritakan bahwa manusia selalu menjadi pusat, bahkan ketika AI ada di sekitar kita,” tutur Fanly.

(lom/dmi)

[Gambas:Video ]



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *