Studi Ungkap Nenek Lebih Sayang Cucu dari Anak Sendiri



Jakarta, Indonesia —

Fenomena nenek lebih sayang cucu ketimbang anaknya sudah bukan rahasia umum. Bagi sebagian orang fenomena itu terasa aneh, namun ada juga yang menganggapnya biasa saja karena sebuah proses pendewasaan sang cucu.

Profesor Antropologi serta Profesor Psikiatri dan Ilmu Perilaku di Universitas Emory Atlanta, James Rilling, memaparkan bahwa keterlibatan orang dewasa selain orang tua, seperti nenek, dalam membesarkan anak menghasilkan keturunan lebih baik.

Berdasar studi, pentingnya peran nenek dapat dilacak secara neurologis. Rilling menemukan fakta jika nenek yang melihat gambar cucu kandung mereka memiliki respons neurologis di area otak. Respons ini berperan penting untuk empati dan motivasi emosional.

Studi ini diterbitkan oleh jurnal Proceedings of the Royal Society B dan melihat 50 nenek yang memiliki hubungan positif dengan keterlibatan yang tinggi bersama cucu mereka.

Lima puluh perempuan tersebut menjalani pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI), yang mengukur perubahan aliran darah yang terjadi dengan aktivitas otak. Mereka melakukan fMRI sambil diperlihatkan gambar cucu, anak lain yang tidak mereka kenal, orang dewasa yang tidak mereka kenal. Bagi beberapa orang itu adalah anak kandung mereka sendiri, dan sebagian yang lain mengira itu adalah menantu atau menantu mereka.

“Pekerjaan ini menunjukkan fakta bahwa ada perubahan penting pada otak anggota ‘kelompok’ yang membesarkan anak. Bukan hanya otak orang tua dan pasangan yang melahirkan yang terlihat berubah,” kata Jodi Pawluski, ahli saraf dan terapis yang berbasis di Prancis dilansir dari .

Lebih banyak respons emosional untuk cucu

Antropolog dan Ahli Primata Sarah B. Hrdy, dan Profesor Antropologi di Universitas California, Davis, mengungkapkan beberapa temuan tidak mengejutkan. Salah satunya, nenek menunjukkan lebih banyak respons ketika melihat cucu mereka daripada anak-anak yang tidak mereka kenal.

Menariknya, para nenek menunjukkan aktivitas otak yang lebih berkorelasi dengan empati kognitif ketika melihat anak kandung dan menantu daripada cucu mereka. Ketika melihat cucu-cucu mereka, mereka menunjukkan empati emosional yang lebih kuat daripada yang mereka lakukan dengan anak-anak mereka.

“Empati emosional adalah merasakan emosi yang orang lain rasakan. Sedangkan, empati kognitif adalah memahami apa yang dipikirkan atau dirasakan seseorang beserta alasannya,” kata Rilling.

Ini bisa diartikan bahwa kakek-nenek justru lebih merasakan respons emosional ketika menyangkut cucu ketimbang berhasil memahami perasaan anak-anak mereka.

“Ini mendukung dan memperluas apa yang baru-baru ini dilaporkan orang lain bahwa ada efek lanjutan dari pengasuhan pada otak termasuk penuaan,” kata Pawluski.

(mrh/mik)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *