Kenapa Kucing Oren Begitu Istimewa? Ternyata Ini Jawabannya



Jakarta, Indonesia

Kucing oren dianggap istimewa, meski tidak sedikit orang menyebut bahwa kucing ini cenderung nakal dan barbar. Hewan ini juga terkenal di dunia virtual setelah makin banyak beredar meme kucing oren di media sosial.

Lalu, apa istimewanya kucing oren dibanding kucing-kucing lainya? Sebuah penelitian baru bisa jadi menjawab pertanyaan tersebut.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kucing oren dikenal sangat ramah dan penuh semangat. Namun, bagi para ahli genetika, keunikan kucing ini berasal dari cara yang tidak biasa untuk mendapatkan warna mereka.

Dalam sebuah penelitian baru yang terbit di jurnal Current Biology pada 15 Mei lalu, para ilmuwan berhasil mengungkap misteri yang telah berlangsung lama dengan mengidentifikasi mutasi DNA spesifik yang bertanggung jawab atas warna kucing tersebut.





“Ini adalah jenis mutasi yang sangat tidak biasa,” kata penulis utama studi ini, Christopher Kaelin, ilmuwan senior di bidang genetika di Stanford University di California, melansir , Jumat (23/5).

Sebagian besar kucing oren berjenis kelamin jantan. Para pakar beberapa dekade lalu menduga kode genetik warna oranye dibawa oleh kromosom X. Seperti halnya mamalia lain, kucing betina memiliki dua kromosom X, sedangkan kucing jantan memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y.

Kucing jantan yang membawa sifat oranye pada satu kromosom X akan sepenuhnya berwarna oranye.

Sementara, kucing betina perlu mewarisi sifat pada kedua kromosom X (satu dari masing-masing orang tuanya) untuk menjadi oranye sepenuhnya, sehingga kemungkinannya lebih kecil. Sebaliknya, sebagian besar kucing betina dengan bulu oranye memiliki pola tambal sulam.

Namun, di mana mutasi itu terjadi pada kromosom X, dan bagaimana mutasi itu menimbulkan warna oranye, masih menjadi teka-teki sampai sekarang. Biasanya, mutasi yang menyebabkan bulu berwarna kuning atau oranye pada hewan (dan rambut merah pada manusia) terjadi di dalam gen yang mengontrol warna. Dan gen-gen tersebut tidak dibawa pada kromosom X.

“Hal ini menunjukkan kepada kami bahwa dengan mengidentifikasi penyebab molekulernya, kami dapat mempelajari sesuatu yang baru dan menarik, dan ternyata memang demikian,” kata penulis studi senior Greg Barsh, seorang profesor emeritus genetika dan pediatri di Stanford.

Temuan ini tidak hanya menjelaskan asal-usul warna karismatik pada beberapa kucing, tetapi juga mengungkapkan informasi baru tentang gen yang sudah dikenal.

Kesalahan genetik

Para pakar kemudian mengidentifikasi mutasi genetik yang unik pada kucing oren.

Selama satu dekade, Kaelin sering mengunjungi pameran kucing, bertanya kepada pemilik kucing berwarna oranye apakah ia dapat mengambil sampel DNA hewan tersebut.

Kaelin kemudian membandingkan koleksi DNA-nya dengan genom kucing yang telah diurutkan dalam lima hingga 10 tahun terakhir. Hasilnya, ia dan tim peneliti menemukan 51 variasi genetik pada kromosom X yang dimiliki oleh kucing oren.

Meski begitu, 48 variasi juga ditemukan pada kucing non-oranye, yang menyisakan tiga kandidat yang mungkin untuk mutasi yang belum bisa dijelaskan secara detail.

Salah satunya adalah penghapusan pasangan basa 5.076 yang menghapus sekitar 0,005 persen dari kromosom X di wilayah yang tidak mengkode protein tertentu. Penghapusan tersebut tidak terletak di dalam gen, tempat mutasi biasanya ditemukan.

Namun, mutasi terletak di antara dua situs yang terkait dengan gen terdekat, Arhgap36, yang mengatur jalur pensinyalan hormon penting yang digunakan oleh hampir semua sel dan jaringan mamalia.

Tidak ada hubungan yang diketahui dengan pigmentasi. Gen ini bahkan tidak diaktifkan dalam sel penghasil pigmen.

Untuk mengetahui bagaimana gen tersebut memengaruhi warna, Kaelin mempelajari jaringan hidup yang dikumpulkan di klinik pemandulan dan pengebirian yang seharusnya dibuang.

Percobaan menunjukkan penghapusan tersebut mengaktifkan Arhgap36 dalam sel pigmen, di mana ia menghalangi produksi pigmen hitam sehingga sel menghasilkan warna oranye sebagai gantinya. Varian ini tidak ditemukan pada hewan lain, termasuk kucing liar yang memunculkan kucing domestik.

Infografis - Kucing Oren Vs Kucing Hitam, Gemas yang ManaKucing Oren Vs Kucing Hitam, Gemas yang Mana (Foto: Indonesia/Basith Subastian)

Keunikan itu menunjukkan kemungkinan mutasi terjadi sekali selama domestikasi dan kemudian dikembangbiakkan secara selektif.

“Kami melihat mutasi yang sama pada semua kucing oranye yang telah kami amati di wilayah geografis yang luas, jadi ada satu mutasi yang terjadi,” katanya.

“Dan kita tahu bahwa mutasi itu sudah cukup tua karena ada penggambaran kucing belacu dalam seni Cina yang berasal dari abad ke-12,” lanjutnya.

Ia menambahkan bahwa para ahli DNA prasejarah mungkin dapat menggunakan temuan baru ini untuk menentukan kapan dan di mana mutasi itu muncul.

(dmi/dmi)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *