Miss Universe di Israel Bukan untuk Politik



Jakarta, Indonesia —

Miss Universe Andrea Meza mengungkapkan bahwa ajang kecantikan tersebut tak boleh dipolitisisasi. Hal ini diungkapkannya karena gelaran Miss Universe ke-70 akan diadakan di Israel, di tengah tekanan pada kontestan dalam upaya solidaritas dengan Palestina.

Kontes Miss Universe ke-70 sedang dipentaskan di kota resor Israel selatan Eilat pada bulan Desember. Puluhan kontestan dari seluruh dunia akan tiba di sana dalam beberapa minggu mendatang untuk bersaing dalam kostum nasional, gaun malam dan pakaian renang. Mereka juga akan diuji kecakapan berbicara di depan umum dengan serangkaian pertanyaan wawancara.

Hanya saja kontes tersebut menjadi sorotan lantaran diadakan di Israel. Padahal negara itu tengah jadi sorotan lantaran perlakuannya terhadap Palestina, dan setidaknya satu negara sudah membatalkan keikutsertaan mereka. Malaysia telah mengumumkan tidak akan mengirim kontestan. Dan pemerintah Afrika Selatan mengatakan telah menarik dukungan untuk perwakilan negara tersebut atas partisipasinya dalam acara tersebut.

“Semua orang dengan keyakinan yang berbeda, dengan latar belakang yang berbeda, dengan budaya yang berbeda, mereka semua berkumpul dan ketika Anda berada di sana, Anda lupa tentang politik, tentang agama Anda,” Andrea Meza, Miss Universe saat ini, mengatakan kepada The Associated Press sebelum tur di Kota Tua Yerusalem, pusat konflik Israel-Palestina.

“Ini hanya tentang merangkul wanita lain.”

Meza mengatakan dia tidak menyalahkan wanita yang ingin ikut kontes tahun ini tetapi dia mengatakan dia tidak masalah dengan kompetisi yang diadakan di Israel.

Sementara itu, Israel berharap kontes tersebut akan membantu menarik wisatawan dan memproyeksikan citra Israel sebagai tujuan yang aman selama pandemi.

Paula M. Shugart, presiden Organisasi Miss Universe, mengatakan Israel telah masuk dalam daftar pendek negara tuan rumah “karena sejarahnya yang kaya, pemandangan indah, segudang budaya dan daya tarik sebagai tujuan wisata global.”

Tetapi para kontestan menghadapi tekanan untuk memboikot acara tersebut dan mengesampingkan harapan bagi mahkota untuk membuat pernyataan politik.

Miss Universe Andrea Meza mengungkapkan bahwa ajang kecantikan tersebut tak boleh dipolitisisasi. Hal ini diungkapkannya karena gelaran Miss Universe ke-70 akan diadakan di Israel, di tengah tekanan pada kontestan dalam upaya solidaritas dengan Palestina.

Kontes Miss Universe ke-70 sedang dipentaskan di kota resor Israel selatan Eilat pada bulan Desember. Puluhan kontestan dari seluruh dunia akan tiba di sana dalam beberapa minggu mendatang untuk bersaing dalam kostum nasional, gaun malam dan pakaian renang. Mereka juga akan diuji kecakapan berbicara di depan umum dengan serangkaian pertanyaan wawancara.

Hanya saja kontes tersebut menjadi sorotan lantaran diadakan di Israel. Padahal negara itu tengah jadi sorotan lantaran perlakuannya terhadap Palestina, dan setidaknya satu negara sudah membatalkan keikutsertaan mereka. Malaysia telah mengumumkan tidak akan mengirim kontestan. Dan pemerintah Afrika Selatan mengatakan telah menarik dukungan untuk perwakilan negara tersebut atas partisipasinya dalam acara tersebut.

“Semua orang dengan keyakinan yang berbeda, dengan latar belakang yang berbeda, dengan budaya yang berbeda, mereka semua berkumpul dan ketika Anda berada di sana, Anda lupa tentang politik, tentang agama Anda,” Andrea Meza, Miss Universe saat ini, mengatakan kepada The Associated Press sebelum tur di Kota Tua Yerusalem, pusat konflik Israel-Palestina.

“Ini hanya tentang merangkul wanita lain.”

Meza mengatakan dia tidak menyalahkan wanita yang ingin ikut kontes tahun ini tetapi dia mengatakan dia tidak masalah dengan kompetisi yang diadakan di Israel.

Sementara itu, Israel berharap kontes tersebut akan membantu menarik wisatawan dan memproyeksikan citra Israel sebagai tujuan yang aman selama pandemi.

Paula M. Shugart, presiden Organisasi Miss Universe, mengatakan Israel telah masuk dalam daftar pendek negara tuan rumah “karena sejarahnya yang kaya, pemandangan indah, segudang budaya dan daya tarik sebagai tujuan wisata global.”

Tetapi para kontestan menghadapi tekanan untuk memboikot acara tersebut dan mengesampingkan harapan bagi mahkota untuk membuat pernyataan politik.

(chs)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *