Kasus Covid Menggila, Warga di Eropa Ramai Demo Tolak Lockdown



Jakarta, Indonesia —

Sejumlah negara di Eropa sempat mengalami gelombang demo menolak penutupan wilayah (lockdown) yang dilakukan beberapa negara untuk mengatasi pandemi Covid-19.

Gelombang demo ini digelar di tengah lonjakan kasus Covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sempat menyatakan benua Eropa merupakan salah satu episentrum penyebaran virus corona.

“Eropa kembali menjadi pusat pandemi sama seperti satu tahun lalu,” kata perwakilan WHO di Eropa, Hans Kluge pada Kamis (4/11).

WHO bahkan mewanti-wanti kasus kematian akibat Covid-19 di Eropa dapat menembus angka setengah juta jiwa pada Februari 2022 mendatang jika tren infeksi terus sama.

Meski demikian, masih banyak warga di Eropa yang memprotes kebijakan lockdown di negara mereka.

Belanda

Di Belanda misalnya, kericuhan terjadi dalam aksi protes warga Belanda kala kebijakan pemerintah yang melarang orang belum divaksin masuk ke ruang publik. Pemerintah Belanda juga memberlakukan lockdown parsial untuk menekan lonjakan kasus Covid-19.

Bentrok antara massa dengan polisi pun tak bisa dihindari. Petugas menyerang kelompok demonstran di Den Haag dan menyemprotkan meriam air guna memadamkan tumpukan sepeda yang dibakar.

Kericuhan ini terjadi pada Sabtu (20/11) malam. Menurut kepolisian Den Haag, lima anggotanya dilaporkan mengalami luka-luka. Satu orang dibawa ke rumah sakit karena gegar otak, sedangkan dua orang lain mengalami gangguan pendengaran akibat letusan kembang api.

Batu-batu yang dilempar para demonstran disebut menghancurkan jendela ambulans yang tengah melintas dan membawa seorang pasien.

Gelombang demo tolak lockdown, baca di halaman berikutnya…


Demo Tolak Lockdown di Austria dan Prancis


BACA HALAMAN BERIKUTNYA



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *