Pantheon, Kuburan Suci yang Dianggap Seksis di Prancis


Jakarta, Indonesia —

Josephine Baker, penari dan penyanyi Prancis-Amerika yang berjuang di Perlawanan Prancis dan kemudian memerangi rasisme, akan menjadi wanita kulit hitam pertama yang dimakamkan di Pantheon, tempat peristirahatan paling suci di Prancis, pada 30 November 2021.

Mausoleum berkubah di jantung kota Paris, meniru Pantheon di Roma, ialah rumah terakhir para tokoh legendaris dalam sejarah Prancis dari dunia politik, budaya, dan sains.

Berlokasi di arondisemen ke-5 Paris, Pantheon berdiri di Latin Quarter, di atas Montagne Sainte-Geneviève, di tengah Place du Panthéon.

Bangunan megah ini dibangun antara tahun 1758 dan 1790, dari desain oleh Jacques-Germain Soufflot, atas perintah Raja Prancis Louis XV.

Tujuh puluh orang, termasuk filsuf Voltaire dan Jean-Jacques Rousseau, berbaring di sebelah tokoh sastra seperti Alexandre Dumas, Emile Zola dan Victor Hugo.

Hanya lima wanita sebelum Baker yang diizinkan melalui portal besarnya, yang dimahkotai dengan prasasti yang menyatakan: “Untuk para pria hebat dari negara yang bersyukur.”




Pantheon in FranceBagian dalam Pantheon. (Istockphoto/Thisisdavid88)

Penolakan Albert Camus

Kalimat pada prasasti tersebut telah lama menjadi topik hangat di kalangan feminis, yang menganggapnya sangat seksis dan secara rutin memprotes pengubahannya.

Simone Veil, mantan menteri Prancis yang selamat dari Holocaust dan memperjuangkan hak aborsi, adalah wanita terakhir yang diterima pada tahun 2018.

Dia bergabung dengan ilmuwan Marie Curie, pahlawan Perlawanan Genevieve de Gaulle-Anthonioz dan Germaine Tillion dan Sophie Berthelot, yang dimakamkan bersama suaminya seorang ahli kimia Marcellin Berthelot.




Pantheon di PrancisBagian dalam Pantheon. (iStockphoto/mustafahacalaki)

Presiden Prancis ialah pihak memutuskan siapa yang berhak dimakamkan di sana.

Presiden Emmanuel Macron menolak kampanye awal tahun ini untuk mengubur kembali penyair Prancis Arthur Rimbaud di sana, baik untuk menghormati karyanya sebagai penyair dan ketenaran barunya sebagai ikon gay.

Namun, wasiat keluarga dapat mengesampingkan keinginan presiden.

Seperti yang terjadi pada tahun 2009, ketika keluarga penulis eksistensialis Albert Camus menolak tawaran presiden saat itu, Nicolas Sarkozy, untuk memindahkan jenazah sang sastrawan ke Pantheon.

Pengakuan Veil mendorong peningkatan tajam dalam pengunjung ke pekuburan menjadi 860 ribu per tahun, jauh dari jutaan yang berduyun-duyun ke Menara Eiffel.

(AFP/ard)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *