Taliban Larang Perempuan Main Sinetron sampai Duterte Jengkel ke China



Jakarta, Indonesia —

Aturan baru Taliban yang kembali kekang perempuan Afghanistan hingga Presiden Filipina Rodrigo Duterte jengkel terhadap China meramaikan berita internasional pada Senin (22/11).

Berikut kilas berita Internasional kemarin.

Para pemimpin negara Perserikatan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan China melakukan pertemuan khusus tanpa menghadirkan perwakilan dari Myanmar.

Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah, mengonfirmasi kabar tersebut. Mulanya, kedutaan Myanmar untuk Beijing diperkirakan menghadiri acara itu sebagai perwakilan Myanmar.

Pada hari Minggu (21/11), Saifuddin mengatakan negara-negara ASEAN kecuali Myanmar dan China telah sepakat duta besar Myanmar untuk Beijing akan bergabung dalam pertemuan itu.

Namun, ia disebut tak jadi mewakili negara yang kini masih dikudeta itu.

“Ada kursi yang kosong untuk Myanmar, tapi ternyata ada semacam konsensus soal siapa yang akan mewakili Myanmar,”kata Saifuddin dikutip Reuters, Senin (22/11).

Sebanyak lima orang tewas dan 40 orang lainnya mengalami luka-luka usai mobil SUV menabrak dan menyerang orang yang mengikuti parade natal di Waukesha, Wisconsin, Amerika Serikat, Minggu (21/11).

“Kali ini, kami bisa mengonfirmasi bahwa 5 orang meninggal dan 40 terluka,” demikian pernyataan Kepolisian Waukesha di Facebook seperti dikutip Reuters.

Meski demikian, mereka mengatakan jumlah itu akan bertambah selagi informasi yang dikumpulkan belum komprehensif.

Pemerintah Afghanistan di bawah rezim Taliban melarang stasiun televisi negara menayangkan drama dan sinetron yang menampilkan aktor perempuan.

Dalam arahan perdana Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan kepada media, rezim Taliban juga meminta para presenter televisi perempuan untuk mengenakan hijab saat tampil di televisi.

Taliban turut meminta saluran televisi tidak menayangkan film atau progam yang menampilkan Nabi Muhammad dan tokoh Islam lainnya yang dihormati.

Sejumlah negara di Eropa sempat mengalami gelombang demo menolak penutupan wilayah (lockdown) yang dilakukan beberapa negara untuk mengatasi pandemi Covid-19.

Gelombang demo ini digelar di tengah lonjakan kasus Covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sempat menyatakan benua Eropa merupakan salah satu episentrum penyebaran virus corona.

“Eropa kembali menjadi pusat pandemi sama seperti satu tahun lalu,” kata perwakilan WHO di Eropa, Hans Kluge pada Kamis (4/11).

(rds/rds)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *