Pleidoi Nurdin Abdullah: Hakim Mohon Bebaskan Saya
Sidang lanjutan perkara dugaan suap dan gratifikasi dengan terdakwa Gubernur Sulawesi Selatan nonaktif, Nurdin Abdullah, memasuki agenda pembacaan pembelaan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Makassar, Selasa (23/11).
Dalam sidang, Nurdin Abdullah meminta keadilan hakim untuk membebaskan dirinya segala tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Saya memohon kepada yang mulia majelis hakim sebagai pintu terakhir penjaga keadilan, mohon bebaskan saya dari segala dakwaan dan tuntutan Jaksa Penuntut Umum,” kata Nurdin Abdullah di Rutan KPK Jakarta, Selasa (23/11).
Apa yang dilakukan oleh bawahannya yakni mantan Kabiro PBJ Sulsel, Sari Pudjiastuti dan terdakwa, Edy Rahmat yang juga mantan Sekdis PUTR Sulsel sangat disayangkan Nurdin Abdullah. Dia mengaku kecewa dirinya ikut terseret dalam perkara.
“Saya tidak menyangka bahwa kepercayaan saya bertahun-tahun disalahgunakan oleh mereka. Namun melalui pengadilan ini semua kesaksian para saksi membuka mata saya bahwa sistem di Pemprov Sulsel masih membutuhkan perbaikan,” ungkapnya.
Nurdin menyampaikan kerinduannya kepada masyarakat Sulsel. Dirinya pun berharap bisa kembali memimpin Sulsel dan menepati janjinya kepada masyarakat Sulsel.
“Izinkan saya, kembali mengemban amanah masyarakat untuk melanjutkan pembangunan di Sulsel,” tegas Nurdin Abdullah.
Salah satu cita-cita dan impian Nurdin Abdullah adalah menuntaskan kembali pembangunan Stadion Mattoanging yang telah dia inisiasi untuk membangun stadion yang berstandar FIFA.
“Salah satu mimpi saya, yaitu kembali mendengar riuhan teriakan dan tepuk tangan para pecinta sepak bola, ditemani dengan kilauan lampu dibangunan megah stadion kita bersama, Stadion Mattoangin,” kata Nurdin.
Mantan Bupati Bantaeng dua periode ini mengatakan bahwa masih banyak daerah terisolasu yang membutuhkan akses jalan. Nurdin Abdullah ingin dapat menolong lebih banyak lagi masyarakat yang membutuhkan dirinya.
“Masyarakat kita di pulau banyak yang belum tersentuh dengan air bersih dan listrik. Izinkan saya untuk menyelesaikan janji-janji saya ke masyarakat, agar saya tidak perlu risau dengan pertanggung jawaban saya nanti di akhirat. Dan kita bisa mewariskan pembangunan yang lebih baik untuk generasi mendatang,” jelasnya.
Sebelum mengakhiri pembacaan pembelaannya, Nurdin mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungan masyarakat Sulsel yang terus mengalir kepadanya dan keluarganya.
“Begitu besar perhatian masyarakat kepada kami, mulai dari dukungan melalui media sosial hingga menggelar dzikir bersama yang sungguh sangat menguatkan kami menjalani cobaan ini. Semoga tidak berlebihan apabila saya meminta doa sekali lagi, agar kita dapat kembali berjalan bergandengan bersama membangun Sulsel yang lebih baik,” tutup Nurdin Abdullah.
(mir/ain)