DKI Tertinggi Sepekan Hingga Prediksi Herd Immunity
DKI Jakarta hingga saat ini masih menjadi provinsi dengan kumulatif kasus virus corona (Covid-19) terbanyak selama kurang lebih 20 bulan pandemi menjangkiti Indonesia.
Di satu sisi, pemerintah pusat kemudian menyatakan bahwa kasus Covid-19 di Indonesia telah mengalami penurunan secara signifikan dalam kurun 3-4 bulan terakhir. Kendati, akhir-akhir ini pemerintah juga mewanti-wanti sejumlah daerah mulai menunjukkan tren kenaikan kasus Covid-19 meski tidak banyak.
Sejumlah ahli kesehatan kemudian menilai penurunan kasus Covid-19 di tengah lonjakan kasus di sejumlah negara Eropa dan Asia ini terjadi karena masyarakat sudah memiliki imunitas alamiah pasca terinfeksi. Sehingga Indonesia dinilai sudah menuju Herd Immunity atau kekebalan komunal terhadap paparan virus corona.
Indonesia.com telah merangkum peristiwa dan informasi perihal perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia dalam 24 jam terakhir, sebagaimana berikut:
DKI Jadi Provinsi Terbanyak Covid Dalam Sepekan
Satgas Penanganan Covid-19 mencatat terdapat tujuh provinsi di Indonesia yang mencatatkan penambahan kasus virus corona di atas 100 kasus dalam sepekan. DKI Jakarta kemudian menjadi provinsi dengan penambahan kasus Covid-19 selama kurun 16-22 November 2021.
Kumulatif kasus di DKI Jakarta dalam sepekan menyentuh 657 kasus. Kemudian disusul Jawa Barat dengan 444 kasus, Jawa Tengah 212 kasus, Jawa Timur 197 kasus, dan Nusa Tenggara Timur dengan 143 kasus dalam sepekan. Selanjutnya 142 kasus di DI Yogyakarta, dan 131 kasus di Kalimantan Barat.
Kemenkes Sebut RI Belum Capai Herd Immunity
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menegaskan bahwa kekebalan komunal (herd immunity) terhadap virus corona belum tercapai di Indonesia. Pasalnya, kata dia, herd immunity secara teori baru tercapai setelah vaksinasi dua dosis di Indonesia mencapai 70 persen penduduk nusantara.
Sementara itu, Kabid Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Alexander K Ginting menyebut pemerintah masih belum bisa memastikan herd immunity atau kekebalan komunal terhadap virus corona sudah terjadi di Indonesia. Menurutnya, masih perlu serangkaian tes untuk memetakan jumlah Covid-19 secara riil di lapangan.
“Karena saat ini masih dilakukan pemeriksaan seroprevalensi test secara random dan sampling, untuk melihat respons imunitas yang spesifik terhadap virus SARS Cov 2,” kata Alex melalui pesan singkat kepada Indonesia.com, Selasa.
Berdasarkan hasil survei seroprevalensi, Kemenkes menemukan setidaknya 14 persen penduduk Indonesia sudah terinfeksi virus corona.
Apabila merujuk pada data Badan Pusat Statistika (BPS) per September 2020 yang mencatat jumlah penduduk Indonesia sebanyak 270,2 juta jiwa. Maka 14 persen penduduk Indonesia itu setara dengan 37,8 juta jiwa. Sementara temuan kasus Covid-19 yang dilaporkan secara resmi hingga hari ini berjumlah 4.253.412 orang.
Potensi Definisi Vaksin Lengkap Berubah 3 Dosis
Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyebut sejumlah negara di dunia saat ini tengah menggodok rencana untuk mengubah definisi pemberian vaksinasi virus corona lengkap, yang mulanya hanya dua dosis kini berpotensi menjadi tiga dosis.
Dicky yang juga menjabat sebagai panel ahli Badan Kesehatan Dunia (WHO) menerangkan bahwa usulan itu bisa saja akan diterapkan secara global, karena pemberian vaksin dengan dua dosis dinilai kurang memberikan proteksi seseorang akan paparan virus corona.
Di Indonesia, per Selasa (23/11) Pukul 12.00 WIB tercatat, setidaknya 135.417.063 orang telah menerima suntikan dosis pertama vaksin virus corona. Sementara itu, baru 90.227.782 orang yang telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin covid-19 di Indonesia.
Dengan demikian, target vaksinasi pemerintah dari total sasaran 208.265.720 orang baru menyentuh 65,02 persen dari sasaran vaksinasi yang menerima suntikan dosis pertama. Sedangkan suntikan dosis kedua baru berada di angka 43,32 persen.
(khr/kid)