4 Mitos Fakta Sunat, Bikin Anak Cepat Tinggi hingga Disunat Jin
Sunat atau khitan merupakan tindakan bedah yang sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu hingga saat ini di banyak negara. Dalam istilah medis, sunat dikenal juga dengan sirkumsisi, yang berarti pembuangan sebagian kulup penis. Berikut mitos fakta seputar sunat.
Selain menjadi kewajiban dalam agama Islam dan budaya tertentu, sunat dianjurkan karena memiliki manfaat kesehatan. Namun di tengah masyarakat, tindakan ini masih sering dikaitkan dengan sejumlah mitos tertentu.
Berikut mitos seputar sunat dan fakta sebenarnya menurut penjelasan ahli.
1. Mitos sunat bikin anak cepat tinggi dan besar
Salah satu mitos seputar sunat yakni yang menyebutkan bahwa sunat membuat anak lebih cepat tumbuh tinggi dan besar. Benarkah demikian?
“Paling sering mitos seputar sunat bahwa anak yang disunat lebih cepat tingginya, atau kalau disunatnya mesti tunggu puber dulu ya. Macam-macam mitos yang beredar,” kata dokter Reisa Broto Asmoro, seperti dikutip Antara.
Reisa kemudian menjelaskan bahwa mitos tersebut sudah dipastikan tidak benar. Pasalnya, sirkumsisi atau sunat bersifat anatomis sehingga tidak akan mempengaruhi pertumbuhan, tumbuh kembang, dan lainnya.
Orang tua pun disampaikan Reisa tidak perlu ragu atau takut mengajak anak mereka disunat mengingat manfaatnya dari sisi kesehatan.
Manfaat sunat untuk kesehatan di antaranya mengurangi risiko infeksi saluran kemih, mencegah risiko kanker penis, mencegah peradangan penis, mengurangi risiko HIV, serta mencegah penyakit menular seksual.
“Jadi tidak perlu takut, ragu. Bahkan saya setuju, untuk mencegah penyakit-penyakit medis, sunat dilakukan secepatnya,” papar Reisa.
2. Mitos anak disunat jin
Menurut Reisa, mitos lain mengenai sunat yang berkembang di tengah masyarakat adalah mengenai sunat dengan bantuan jin.
Mitos ini mengemuka termasuk dengan fenomena di salah satu wilayah pulau Jawa beberapa waktu lalu. Kala itu, alat kelamin seorang anak usai mandi berbentuk seperti sudah disunat padahal disebut belum pernah melakukan tindakan medis sirkumsisi.
“Ada lagi, disunat sama jin, sempat heboh di salah satu wilayah pulau Jawa, habis mandi disunat, dikhitan sama jin. Hal ini tidak mungkin terjadi, sunat harus dengan tenaga profesional,” kata Reisa.
Menurut dia, jika dicurigai ada kondisi seperti itu sebelum melakukan tindakan sunat, maka sebaiknya segera dibawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis.
Dalam dunia kedokteran, peristiwa ‘kelamin disunat jin’ sendiri dikenal dengan istilah parafimosis.
Parafimosis merupakan kelainan di genital laki-laki di mana kulit yang menutupi penis tertarik ke belakang batang penis dan tidak dapat dikembalikan ke posisi semula (ke depan batang penis) sehingga penis menjadi terjepit.
“Penampilannya seperti sudah disunat tapi tidak ada yang menyunat, makanya dibilang disunat jin. Tapi itu cuma mitos,” kata Arry Rodjani dokter spesialis urologi dari RS Siloam ASRI, 2015 silam.
3. Mitos anak dilarang lari tiga hari sebelum sunat
Selain itu, ada pula mitos mengenai larangan anak berlari tiga hari menjelang disunat agar tidak keluar banyak darah saat tindakan sirkumsisi dilakukan.
Faktanya, kata Reisa, banyaknya darah yang keluar biasanya dipicu karena anak terlalu tegang saat disunat.
Saat tegang, jantung berdetak lebih cepat dari biasanya dan inilah sebabnya darah keluar banyak.
4. Mitos tidak boleh berenang di laut
Mitos lain seputar sunat adalah anak yang telah disunat sebaiknya tidak berenang di laut. Berbeda dari mitos sebelumnya, Reisa menuturkan, pendapat ini merupakan fakta.
Menurutnya, penis yang baru disunat masih dalam keadaan terluka dan rentan terkena infeksi. Air laut justru bisa memperparah luka pada penis sehingga proses penyembuhan akan semakin lama.
Di sisi lain, itu juga akan menimbulkan rasa perih di bagian penis.
“Harus tahu kapan harus beraktivitas dan tidak. Kalau berenang ya perih ya lagi luka, tidak nyaman pasti. Tunggu beberapa hari sampai perih dan luka hilang, atau sampai dokter memutuskan boleh atau tidak,” tutur Reisa.
(Antara/agn)