Israel Bantah Kehabisan Rudal, Siap Perang Lama dengan Iran




Jakarta, Indonesia

Israel kini secara terbuka mempersiapkan warganya untuk menghadapi konflik jangka panjang dengan Iran.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel (IDF), Letnan Jenderal Eyal Zamir. Ia memperingatkan agresi militer ini akan berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.

“Warga Israel harus bersiap untuk konflik berkepanjangan melawan Iran demi menghilangkan ancaman sebesar ini,” ujar Zamir dalam pernyataan video yang dirilis Jumat (20/6) waktu setempat, seperti dikutip dari Al Jazeera.



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zamir mengklaim, Iran telah bertahun-tahun membangun rencana untuk menghancurkan Israel. Dalam beberapa bulan terakhir, rencana tersebut mencapai titik kritis. 

Iran kini disebut memiliki sekitar 2.500 rudal balistik jarak menengah, dan diproyeksikan meningkat hingga 8.000 rudal dalam dua tahun ke depan.

“Usaha pengembangan rudal balistik, kemajuan program nuklir, dan jaringan proksi teror regional Iran memaksa kami untuk melancarkan serangan,” tegas Zamir.

Ia menyebut serangan ke Iran telah membunuh komando senior, merusak fasilitas nuklir penting, membuka jalur udara menuju Teheran, serta menghancurkan hampir setengah peluncur rudal milik Iran, beberapa di antaranya bahkan dihancurkan hanya beberapa menit sebelum peluncuran.

Iran balas dengan hujan rudal dan drone

Sebagai respons atas serangan Israel, Iran meluncurkan lebih dari 470 rudal balistik dan sekitar 1.000 drone ke wilayah Israel. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 24 orang dan melukai ribuan lainnya, serta merusak infrastruktur penting seperti universitas, rumah sakit, dan kilang minyak.

Meski demikian, sebagian besar rudal dan drone tersebut berhasil diadang oleh sistem pertahanan udara Israel.

IDF menyebut hanya 5-10 persen rudal yang “bocor” dan menghantam wilayah permukiman atau lahan terbuka.

Di tengah kekhawatiran publik soal kemampuan bertahan dalam jangka panjang, militer Israel menepis kabar bahwa mereka akan kekurangan rudal untuk intersepsi. Bahkan, menurut IDF, penggunaannya selama konflik ini lebih sedikit dari yang diperkirakan sebelumnya.

“IDF siap dan mampu menangani berbagai skenario,” tegas pernyataan resmi militer, membantah laporan media AS yang menyebutkan Israel harus mulai melakukan penghematan amunisi pertahanan udara.

Zamir menegaskan bahwa Israel memasuki babak paling kompleks dalam sejarah militernya.

(tst/vws)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *