Andersson Terpilih Jadi PM Perempuan Pertama di Swedia
Parlemen Swedia telah memilih Menteri Keuangan sekaligus pemimpin partai Demokrasi, Magdalena Andersson, sebagai perdana menteri perempuan pertama di negara itu, Rabu (24/11).
Anderson terpilih menjadi perdana menteri usai mengantongi 174 suara parlemen. Sementara itu 117 suara menentang, dan yang abstain sebanyak 57 suara.
Ia akan menduduki posisi itu menggantikan PM sebelumnya, Stefan Lofven, yang mengundurkan diri dua pekan lalu.
Di bawah sistem Swedia, kandidat perdana menteri tak perlu mendapat dukungan mayoritas di parlemen. Mereka hanya perlu menghindari suara yang menentangnya atau 175 suara.
Anderson akan secara resmi menjadi Perdana Menteri dan menunjuk pejabat yang membantu menjalankan pemerintah Swedia pada Jumat (26/11).
Di hari sebelum pemungutan suara, perempuan berusia 15 tahun itu, sepakat dengan Partai Kiri untuk meningkatkan masa pensiun sebagai imbalan atas dukungan di parlemen.
Anderson sudah lebih dulu memastikan dukungan dari koalisi Demokrat Sosial dengan Green selaku partai Tengah.
Meski demikian, ia sempat menghadapi serangan balik sebelum pengambilan suara.
Partai Tengah mengumumkan tak akan menentang Anderson dalam pemungutan suara perdana menteri. Namun, mereka akan menarik dukungan untuk anggaran pemerintah karena konsesi yang dibuat untuk Parta Kiri.
Artinya, mantan Menkeu itu, kemungkinan besar harus menjalankan roda pemerintahan dengan anggaran yang diajukan oposisi konservatif partai Moderat, Demokrat Kristen dan sayap kanan Demokrat Swedia.
PM sebelumnya, Lovan, mengundurkan diri pada 10 November lalu usai tujuh tahun memimpin Swedia.
Sebetulnya, Keinginan turun dari kursi PM sudah ia sampaikan sejak Januari lalu.
Meskipun Swedia sudah lama mengkampanyekan kesetaraan gender, namun negara ini tak pernah memiliki perdana menteri perempuan.
Semua negara Nordic seperti Norwegia, Denmark, Finlandia dan Islandia telah lebih dulu memiliki pemimpin perempuan dalam pemerintahan mereka.
(isa/bac)
