100 Hari Taliban, Afghanistan di Ambang Kehancuran



Jakarta, Indonesia —

Afghanistan berada di ambang kolaps di 100 hari pertama rezim Taliban kembali berkuasa di negara itu pada Selasa (23/11).

Sampai saat ini, Taliban masih berjuang ke sana kemari mencari pengakuan dunia internasional di tengah ancaman kebangkrutan dan krisis ekonomi.

Menteri Luar Negeri Afghanistan rezim Taliban, Amir Khan Muttaqi, terus melakukan upaya diplomatik agar dunia internasional mau mengakui kelompoknya sebagai pemerintah Afghanistan yang sah.

Mengutip media lokal Afghanistan, Tolo News, delegasi Taliban pergi mengunjungi berbagai negara regional untuk membangun hubungan dengan pemerintah asing. Dari upaya ini, setidaknya enam negara mengunjungi Afghanistan dan berbicara dengan pejabat Taliban.

Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi, Menteri Luar Negeri Uzbekistan Abdulaziz Kamilov, Utusan Khusus Jerman untuk Afghanistan dan Pakistan Jasper Wieck, dan Utusan Khusus Belanda untuk Afghanistan Emiel de Bont merupakan beberapa pejabat asing yang mengunjungi Afghanistan.

“Kebijakan diplomatik dan luar negeri Emirat Islam (Afghanistan) terbatas pada beberapa negara tetangga dan regional selama seratus hari. Berbagai negara tengah menunggu untuk melihat apakah Taliban akan memenuhi komitmen yang mereka janjikan sebelumnya atau tidak,” kata mantan penasihat Kementerian Luar Negeri Afghanistan, Fakhruddin Qarizada.

Selama 100 hari Taliban berkuasa, ada beberapa pertemuan yang dilakukan rezim kelompok itu dengan negara asing seperti Iran, Pakistan, India, Rusia, dan China.

Walaupun demikian, belum ada satu negara pun yang resmi mengakui rezim Taliban di Afghanistan.

Pertemuan yang dilakukan kebanyakan berfokus pada tuntutan internasional terhadap pemerintahan Taliban yang inklusif, penegakan hak asasi manusia, kebebasan berekspresi, hak untuk bekerja dan belajar bagi perempuan Afghanistan, hingga wanti-wanti agar Afghanistan tak jadi sarang terorisme lagi.

Menanggapi desakan internasional terkait beberapa fokus tadi, pemerintah Taliban bersikeras mengatakan kalau mereka telah memenuhi tuntutan itu.

“Negara dan dunia memiliki satu pendapat tentang Taliban, yakni bahwa mereka harus berubah, dan mereka (Emirat Islam) harus bertindak sesuai dengan standar internasional. Namun, saya pikir Taliban layak untuk diakui,” tutur Analis Politik Abdul Moqadam Amin.

Walaupun pengakuan Taliban sebagai pemerintah sah Afghanistan masih belum didiskusikan, beberapa negara berencana membentuk hubungan dengan kelompok itu untuk mengatasi krisis yang terjadi di Afghanistan.

“Mereka mungkin tidak mewakili seluruh warga Afghanistan, jauh dari itu, tetapi mereka merupakan sebuah otoritas (di negara itu),” ucap Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, beberapa waktu lalu.

Taliban terancam bangkrut dan ekonomi kolaps dapat dibaca di halaman berikutnya >>>


Afghanistan di Ujung Kebangkrutan


BACA HALAMAN BERIKUTNYA



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *