Hindari Risiko Stunting pada Anak, BKKBN Luncurkan Aplikasi Elsimil
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) yang menjadi langkah keterbukaan informasi kepada publik demi mempercepat penurunan angka stunting yang disebabkan oleh kekurangan gizi.
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menjelaskan bahwa Elsimil dirancang khususnya menyasar calon pengantin, ibu hamil, dan pasca melahirkan sebagai alat pemantau kesehatan, yang juga memuat edukasi seputar kesiapan nikah dan hamil. Aplikasi ini sekaligus merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam upaya mencapai target stunting sebesar 14 persen pada 2024 mendatang.
“Melalui aplikasi Elsimil, semua calon pengantin bila sudah mendekati hari H untuk ijab kabul pernikahan, tiga bulan sebelumnya harus melakukan pemeriksaan. Nantinya data tersebut dimasukkan dalam aplikasi itu,” kata Hasto pada webinar Keterbukaan Informasi Publik dalam Percepatan Penurunan Stunting, Senin (22/11).
Adapun sistem kerja aplikasi Elsimil adalah dengan pencatatan seluruh informasi yang diperoleh dari seluruh pemeriksaan kesehatan yang dilakukan ibu dan calon ibu sebelum hamil, antara lain pemeriksaan kesehatan paling sedikit meliputi tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan anemia .
Nantinya, perempuan yang dinyatakan memiliki anemia akan mendapatkan modul pemberitahuan untuk kembali ke fasilitas kesehatan, di mana mereka akan menerima tablet tambah darah guna dikonsumsi selama 90 hari. Kemudian, pemeriksaan akan kembali dilakukan.
Sedangkan bagi perempuan yang terdeteksi mengalami kekurangan gizi, akan memperoleh edukasi cara-cara meningkatkan indeks massa tubuh. Sehingga, calon ibu dapat memenuhi syarat untuk hamil dan tidak melahirkan bayi dalam kondisi stunting.
“Ini informasi penting yang harus kita kumpulkan setiap hari. Tentu rahasia data para ibu harus dijaga dan dijamin keamanannya sesuai ketentuan yang berlaku,” kata Hasto.
Aplikasi Elsimil juga merespons data BKKBN yang menyebutkan bahwa setiap tahun ada 1,6 juta pasangan menikah di tahun pertama, yang mana terdapat 400 ribu anak lahir dalam keadaan kerdil. Melalui pemantauan dan edukasi yang diberikan, diharapkan para ibu dapat melahirkan generasi yang sehat dan terbebas dari kekerdilan.
Pada kesempatan yang sama, Hasto menyampaikan harap agar lebih banyak ibu dan calon ibu yang menyadari bahwa memeriksakan kesehatan diri sebaiknya menjadi prioritas daripada menggelar acara pre wedding.
Hasto juga berharap, data yang terkumpul melalui Elsimil akan membantu BKKBN untuk melacak keluarga yang memiliki risiko kekerdilan dengan lebih cepat dan tepat.
“Harapannya nanti kita akan tahu dari keterbukaan informasi siapa yang melahirkan anak dengan panjang badan 48 sentimeter dan lain sebagainya. Itu karena memiliki potensi kerdil,” katanya.
(osc/osc)