Covid-19 Varian Botswana, Perlukah Booster Vaksin Covid?
Di tengah kondisi pandemi saat ini, muncul varian Covid-19 baru yang dinamakan varian B.1.1.529. WHO pun menanggapi kemunculan varian baru dengan mengadakan pertemuan untuk membahas varian baru ini dan menilai apa varian masuk kelompok ‘interest‘ atau ‘concern‘.
Meski belum diumumkan resmi, Covid B.1.1.529 kemungkinan dinamakan varian Nu, diambil dari abjad Yunani. Menanggapi temuan Covid B.1.1.529, Kementerian Kesehatan menyebut sedang melakukan monitor sembari memperkuat pintu masuk negara Indonesia.
“Kami monitor dan memperkuat pintu masuk negara termasuk pelaksanaan karantina,” kata Siti Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PL), Kementerian Kesehatan, lewat pesan singkat pada Jumat (26/11).
Sejauh ini informasi mengenai Covid B11529 varian Nu terbilang terbatas. Nadia menyebut varian baru ini dikatakan lebih cepat menular. Namun pihak Kemenkes masih menunggu informasi lebih lanjut dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Dalam konferensi pers pada Kamis (25/11), Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, menyebut informasi untuk saat ini adalah varian memiliki mutasi dalam jumlah besar. Saat suatu varian dengan banyak mutasi, ini akan berpengaruh pada bagaimana virus berperilaku.
“Jadi saat ini para peneliti sedang berkumpul untuk memahami mutasi ini dan apa yang berpotensi bisa berarti untuk diagnosis, terapi dan vaksin kita,” kata Van Kerkhove.
Sementara itu, Nadia menyebut kemunculan Covid B11529 varian Nu tidak mendorong urgensi vaksinasi booster atau vaksinasi Covid-19 ketiga. Fokus utama saat ini adalah kelengkapan dosis vaksin.
“Saat ini penting segera menyelesaikan vaksinasi dosisi lengkap kepada 56 persen sasaran dari 208 juta [penduduk] untuk mencegah munculnya mutasi virus,” katanya.
(els/chs)