Menjawab Teka-Teki Akankah Manusia Punah Akibat Perubahan Iklim



Jakarta, Indonesia —

Dampak perubahan iklim atau pemanasan global disebut sejumlah pihak secara ekstrem dapat mengancam keberlangsungan hidup manusia.

Dampak dari perubahan iklim sudah dapat dirasakan sejak saat ini, mulai dari badai kencang, banjir yang semakin intensif sampai musim kebakaran yang lebih parah dan berlangsung lama.

Dilansir Live Science, para ilmuwan telah memperingatkan bahwa mengabaikan perubahan iklim akan membuat penderitaan yang tak terhitung buat umat manusia. Akan tetapi, jika keadaan menjadi jauh lebih buruk, perubahan iklim diprediksi dapat membuat manusia punah.

Selain itu, para ilmuwan juga memprediksi berbagai skenario yang bisa menghancurkan jika perubahan iklim tidak dapat dikendalikan. Tapi jika kita hanya mempertimbangkan dampak langsungnya, maka ada kabar baik buat manusia karena itu tidak mungkin menyebabkan kepunahan.

“Tidak ada bukti skenario tentang perubahan iklim yang akan membuat manusia punah,” ucap Michael Mann, profesor terkemuka ilmu atmosfer di Penn State sekaligus penulis ‘The New Climate War: The Fight to Take Back Our Planet’ (PublicAffairs, 2021 ) kepada Live Science.

Namun, penelitian juga menemukan ada kemungkinan bahwa perubahan iklim masih akan mengancam kehidupan ratusan juta orang, seperti menyebabkan kelangkaan makanan dan air, yang berpotensi memicu keruntuhan masyarakat dan memicu konflik global.

[Gambas:Video ]

Proses penanganan perubahan iklim

Kehidupan manusia meningkatkan jumlah gas rumah kaca, seperti karbon dioksida dan metana di atmosfer melalui pembakaran bahan bakar fosil dan aktivitas lainnya.

Gas-gas ini menjebak dan menahan panas dari matahari, menyebabkan suhu global meningkat dan iklim berubah jauh lebih cepat daripada yang seharusnya sehingga membuat manusia dalam bahaya.

Luke Kemp, seorang peneliti di Pusat Studi Risiko Eksistensial Universitas Cambridge Inggris mengatakan efek rumah kaca yang tak terkendali mungkin menjadi satu-satunya dampak perubahan iklim dapat secara langsung yang menyebabkan kepunahan manusia.

Efek ini terjadi ketika sebuah planet terperangkap dalam lingkaran umpan balik positif yang tak terhentikan dari pemanasan dan menyerap lebih banyak panas yang membuat planet tidak bisa menguap dan menopang kehidupan lagi.

Untungnya, efek rumah kaca yang tak terkendali bukanlah skenario perubahan iklim yang masuk akal di Bumi.

Untuk merasakan efeknya, Brian Kahn, seorang ilmuwan peneliti di Jet Propulsion Laboratory NASA mengatakan planet membutuhkan tingkat karbon dioksida beberapa ribu bagian per juta (Bumi memiliki sedikit di atas 400 juta per bagian) atau pelepasan metana yang sangat besar, dan tidak ada bukti untuk itu saat ini.

“Ilmu pengetahuan tidak mendukung gagasan skenario pemanasan yang tak terkendali, meskipun ahli iklim sering membuat klaim seperti itu. Tidak ada alasan untuk membesar-besarkan ancaman iklim. Kebenarannya cukup buruk, dan cukup alasan untuk mengambil tindakan dramatis,” ungkap Mann.

Menurut Mann, peningkatan suhu global sebesar 5,4 derajat Fahrenheit atau 3 derajat Celcius atau lebih dapat menyebabkan runtuhnya infrastruktur sosial, kerusuhan serta konflik besar-besaran.

Salah satu cara perubahan iklim dapat memicu keruntuhan masyarakat adalah dengan menciptakan kerawanan pangan.

Pemanasan planet ini memiliki berbagai dampak negatif pada produksi pangan, termasuk meningkatkan defisit air dan dengan demikian mengurangi panen pangan.

Sebuah penelitian yang diterbitkan Februari lalu di jurnal Climatic Change mengatakan kegagalan produksi pangan dapat meningkatkan kematian manusia dan mendorong kerugian ekonomi dan ketidakstabilan sosial-politik yang dapat memicu kehancuran.

Lanjut ke halaman berikutnya..


Masa Depan Bertumpu di Manusia


BACA HALAMAN BERIKUTNYA



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *