Kegiatan Menwa Picu Korban Jiwa, Mahasiswa UPNVJ Desak Pembubaran



Jakarta, Indonesia —

Aliansi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) menuntut Resimen Mahasiswa (Menwa) di kampus mereka dibubarkan usai seorang mahasiswi meninggal dalam kegiatan pembaretan.

Perwakilan Aliansi UPNVJ Bergerak, Ivanno Julius Reynaldi mengatakan, berdasarkan penuturan keluarga, Fauziyah meninggal ketika sedang mengikuti kegiatan pembaretan yang tergabung dalam Menwa Jayakarta.

“Meminta pertanggungjawaban kelembagaan kepada rektorat dan menwa. Bubarkan menwa,” kata Ivanno Julius Reynaldi.

Aliansi mempertanyakan mekanisme dan prosedur penanganan terhadap korban yang dilakukan pihak panitia Menwa.

Pasalnya, berdasarkan keterangan yang didapat, kegiatan tersebut tidak didampingi oleh tenaga medis profesional, termasuk ketika korban tengah dibawa menggunakan mobil ambulans.

Kronologi

Ivanno menjelaskan bahwa kegiatan pembaretan berlangsung sejak pukul 09.00 WIB dan dibuka dengan upacara. Setelahnya, korban mengikuti kegiatan longmarch yang diadakan oleh panitia dengan jarak tempuh mencapai 10-15 kilometer.

Sekitar pukul 12.00 WIB, Fauziyah atau Lala kelelahan. Dia berada di baris paling belakang.

Dalam perjalan menuju pos kedua, Lala sempat mengalami kram kaki dan beristirahat di masjid. Ketika di masjid itulah Lala sempat dikira mengalami kesurupan oleh pihak panitia.

Lala kemudian dibawa menuju RSUD Ciawi. Namun, berdasarkan keterangan pihak dokter, Lala sudah tak bernyawa setibanya di RSUD Ciawi.

“Pihak keluarga kemudian ditunjukan secara langsung Elektrokardiogram (EKG) denyut jantung, dan kondisi pernapasan milik Lala,” kata Ivannus.

Aliansi mahasiswa UPN Veteran Jakarta mendesak pihak kampus dan Menwa menjelaskan secara lengkap kronologi yang terjadi hingga Lala meregang nyawa.

Padahal, jika merujuk keterangan keluarga korban, peristiwa maut tersebut sudah terjadi sejak dua bulan yang lalu. Selama itu pula pihak kampus maupun Menwa tidak pernah menyampaikan kejadian itu.

“Maka oleh itu, pihak aliansi menuntut kepada kampus dan menwa untuk memberikan klarifikasi dan kronologi melalui audiensi terbuka. Selain menuntut adanya klarifikasi terbuka, aliansi juga menuntut sanksi kelembagaan terhadap Menwa,” kata Ivannus.

(tfq/bmw)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *