Menag Sebut Belum Dapat Undangan Saudi Bahas Ibadah Haji 2022
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan pihaknya belum menerima undangan dari pemerintah Arab Saudi untuk membahas dan menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) terkait pelaksanaan ibadah Haji 1443 H/2022.
“Sampai saat ini kami belum menerima undangan dari pemerintah Saudi Arabia untuk membahas dan penandatanganan MoU penyelenggaraan ibadah haji 1443 H/2022,” kata Yaqut dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR, Selasa (30/11).
Yaqut mengatakan MoU dengan Arab Saudi tersebut penting bagi pemerintah untuk melakukan persiapan jika jemaah haji Indonesia diberangkatkan pada tahun depan.
Beberapa persiapan tersebut mulai dari kuota jemaah, hingga teknis operasional haji termasuk di antaranya ketentuan mengenai pelaksanaan manasik di masa pandemi Covid-19, maupun protokol kesehatan selama penyelenggaraan ibadah haji.
Meskipun belum ada kepastian, Yaqut mengatakan pihaknya saat ini telah merancang sejumlah persiapan ibadah haji 2022. Pertama, kata Yaqut, pihaknya saat ini tengah merancang kebijakan dan standar layanan untuk jamaah haji yang meliputi layanan akomodasi, catering, dan transportasi darat.
Selain itu, Kemenag juga tengah menghitung skenario besaran kuota berdasarkan jemaah yang sudah melunasi biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH).
“Proses pemetaan data jamaah haji dilakukan untuk identifikasi data jamaah haji yang sudah melunasi BPIH 1441 H/2020 yang lalu dalam rangka updating data jamaah 1443 H/2022,” kata Yaqut.
Yaqut mencatat sebanyak 198.371 jemaah haji regular yang telah melunasi BPIH 2020. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.535 jemaah yang telah melunasi BPIH mengajukan pembatalan.
Berdasarkan kategori usia, sebanyak 38.708 jemaah di atas usia 65 tahun mengalami penundaan keberangkatan karena pandemi Covid-19.
Selain itu, jemaah yang telah menjalani vaksinasi sebanyak 161.021 orang, dan 105.500 di antaranya sudah mendapat dosis lengkap.
“Kami akan memulai proses penjajakan layanan di Arab Saudi dalam rangka pemetaan awal, ketersediaan kuantitas dan kualitas layanan, serta estimasi besaran biaya layanan,” ujarnya.
Sebelumnya, Yaqut mengatakan rencana ibadah umrah yang dimulai Desember 2021 akan menjadi uji coba untuk pembukaan ibadah haji 2022. Ia pun meminta semua pihak, baik penyelenggara maupun jemaah mematuhi protokol kesehatan selama pelaksanaan umrah nanti.
(thr/fra)