Skenario Hadapi Omicron, Epidemiolog Dorong Skema Isolasi Terpadu



Jakarta, Indonesia —

Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko mendorong agar pemerintah memberlakukan isolasi terpusat (isoter) alih-alih isolasi mandiri (isoman) apabila varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau yang dikenal dengan varian Omicron sudah teridentifikasi di Indonesia.

Miko menilai, isoman masih belum ideal sebagai upaya karantina lantaran minim pengawasan. Miko mengaku tak ingin apabila nantinya varian Omicron ditemukan di Indonesia, akan mendapat perlakuan dan bernasib sama dengan varian Delta yang menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 pada Juli-Agustus lalu.

“Jadi kita harus siap isolasi apabila varian Omicron ditemukan, jangan seperti pas Delta, ketemu bisa isoman di rumah. Kalau sekarang jangan dibiarkan isoman, kalau ketemu Omicron cepat adakan isoter di gedung isolasi oleh pemerintah, ini demi keamanan rakyat,” kata Miko kepada Indonesia.com, Selasa (30/11).

Miko mendorong agar pemerintah terus menggencarkan pemeriksaan strain virus baru menggunakan metode Whole Genome Sequencing (WGS). Ia menyebut, setiap pelaku perjalanan internasional yang positif Covid-19 harus langsung diambil spesimennya untuk pemeriksaan lanjutan yakni WGS.

Ia kemudian juga menilai masa karantina pelaku perjalanan internasional yang paling ideal adalah disesuaikan dengan masa inkubasi terpanjang virus corona yakni 14 hari. Untuk itu, Miko meminta agar pemerintah lebih memperketat upaya penyebaran varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan ini.

“Pada akhir karantina pun kalau positif Covid-19 wajib di-genome sequencing, kalau negatif baru boleh kemudian bebas,” kata dia.

Sementara itu, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyebut tak menutup kemungkinan masa karantina para pelaku perjalanan internasional yang datang ke Indonesia kembali diperpanjang guna mencegah penyebaran varian omicron.

Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan kebijakan masa karantina di Indonesia sangat dinamis. Ia kemudian mengklaim, perpanjangan masa karantina internasional terkini dari yang awalnya 3 hari menjadi 7 hari merupakan salah satu wujud pemerintah serius dalam mencegah masuknya varian Omicron ke Indonesia.

“Sama seperti kebijakan pengendalian Covid-19 yang dinamis, durasi karantina pun akan menyesuaikan kondisi kasus terkini dengan monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan,” kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Selasa (30/11).

Wiku juga mengatakan, pemerintah akan terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap larangan semetara atas kedatangan dari sejumlah negara yang sudah mengidentifikasi atau berpotensi dijangkiti varian Omicron. Pemerintah terkini juga sudah memblokir sementara perjalanan internasional dari 10 negara atau wilayah.

10 negara tersebut yakni negara yang telah mengkonfirmasi kasus Afrika Selatan, Botswana, dan Hong Kong, serta negara atau wilayah yang secara geografis berdekatan dengan negara transmisi komunitas kasus varian Omicron secara signifikan yakni Angola, Zambia, Zimbabwe, Malawi, Mozambique, Namibia, Eswatini, dan Lesotho.

“Pemerintah akan terus memantau daftar negara yang tercantum jika diperlukan,” kata dia.

Adapun Kemenkes memastikan varian Omicron masih sensitif terhadap metode pemeriksaan Covid-19 menggunakan metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi lantas meminta publik tak perlu khawatir lantaran sifat virus Omicron yang sempat dikhawatirkan mampu mengelabui hasil tes Covid-19 ternyata sudah dibantah juga oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

“Masih banget ya, dia masih sangat sensitif dengan pemeriksaan PCR. Sehingga dengan pemeriksaan PCR kita masih bisa mendeteksi kasus positif yang berasal dari varian Omicron ini,” kata Nadia kepada Indonesia.com, Selasa (30/11).

Nadia juga mengonfirmasi untuk sementara ini, Indonesia belum mengidentifikasi varian Omicron melalui hasil pengamatan dan pemeriksaan metode pencarian strain virus baru Whole Genome Sequencing (WGS).

Namun, ia menyebut pemerintah akan terus berkomitmen mencegah penyebaran varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan ini agar tidak masuk ke Indonesia.

(khr/ain)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *