184 Kasus di 23 Negara, Nol Kematian
Jakarta, Indonesia —
Setidaknya 23 negara telah mendeteksi total 184 kasus Covid-19 varian Omicron yang tengah menjadi perhatian dunia.
Per Rabu (1/12), negara terbaru yang mendeteksi kasus pertama Covid-19 varian Omicron adalah Brasil dan Nigeria dengan masing-masing dua kasus, serta satu kasus di Arab Saudi.
Mengutip Reuters, Otoritas Kesehatan Brasil, Anvisa, mendeteksi dua kasus varian Omicron yang merupakan seorang misionaris dan istrinya. Ia sempat bepergian ke Afrika Selatan.
Sementara itu, status vaksinasi kedua orang ini masih belum diketahui.
Di hari yang sama, Nigeria mengonfirmasi keberadaan kasus varian Omicron di negara itu. Varian Omicron ini menginfeksi dua pelancong yang sempat bepergian ke Afrika Selatan.
Sementara itu, Jerman juga mengonfirmasi empat kasus varian Omicron terdeteksi di negaranya. Keempatnya dinyatakan telah mendapatkan vaksinasi dengan dosis lengkap.
Tiga dari orang yang terinfeksi sempat melakukan perjalanan ke Afrika Selatan, sementara satu orang lain merupakan anggota keluarga dari tiga orang tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa varian ini berisiko sangat tinggi dan dapat memicu terjadinya kenaikan angka kasus Covid-19.
“Tergantung dari karakteristiknya, kemungkinan bisa ada lonjakan Covid-19 di masa mendatang, yang bisa berdampak parah, tergantung pada sejumlah faktor, termasuk di mana lonjakan terjadi,” demikian pernyataan WHO yang dikutip Associated Press, Senin (29/11).
WHO juga menulis, “secara umum, risiko global sangat tinggi.”
Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky menyebut varian Omicron ini mayoritas menginfeksi varga yang belum divaksin.
“Varian Omicron ini kasusnya lebih banyak terjadi pada orang yang belum divaksinasi, tapi usia muda. Nah, ini yang berbahaya namun ini memberi isyarat bahwa vaksin masih efektif,” kata Dicky kepada Indonesia.com, Minggu (28/11).
Hingga kini, para ilmuwan memang belum bisa menyimpulkan apakah varian Omicron lebih menular dan mampu mengurangi efikasi vaksin Covid-19 yang sudah ada.
Salah satu yang memicu kekhawatiran para ahli adalah varian Omicron memiliki jumlah mutasi yang sangat tinggi, melebihi 30 sel kunci protein spike.
Jumlah mutasi itu tidak biasa jika dibandingkan dengan varian Covid-19 lainnya selama ini.
Para ilmuwan khawatir tingginya jumlah mutasi Omicron dapat membuat varian Covid-19 ini lebih mudah menular dan mengurangi kekebalan imun.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun segera memasukkan Omicron dalam daftar Variant of Concern (VOC).
Variant of Concern merupakan varian yang menjadi perhatian karena memiliki tingkat penularan tinggi, virulensi yang tinggi, dan menurunkan efektivitas diagnosis, terapi serta vaksin yang ada.
Omicron bergabung dengan beberapa varian lain yang lebih dulu masuk kategori Varian of Concern WHO yakni varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.
Daftar negara dan jumlah kasus Omicron dapat dibaca di halaman berikutnya >>>
Daftar Negara Deteksi Varian Omicron dan Jumlah Kasusnya