Rusia Tuduh Balik Ukraina Kirim 125 Ribu Pasukan ke Zona Konflik
Rusia menuduh Ukraina mengerahkan 125 ribu pasukan ke Donbass pada Rabu (1/12) di tengah ketegangan kedua negara terkait ancaman invasi Moskow ke Kiev.
Donbass terletak 877 kilometer dari tenggara Ibu Kota Ukraina, Kiev, dan merupakan zona konflik antara pasukan pemerintah dengan separatis pro-Rusia sejak 2014 ketika Semenanjung Crimea dicaplok oleh Moskow.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan hampir setengah dari total pasukannya ke Donbass.
Dikutip Reuters, Zakharova menyatakan Rusia khawatir tentang niat Ukraina di balik pengerahan pasukan itu.
Tudingan Rusia itu datang setelah Kiev dan Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara menuding Moskow mengerahkan pasukan ke perbatasan Ukraina.
NATO bahkan menuding Rusia siap berperang.
“Tidak ada kejelasan tentang niat Rusia tetapi ada konsentrasi pasukan yang tidak biasa untuk kedua kalinya tahun ini (ke dekat perbatasan Ukraina),” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg kepada AFP saat mengunjungi pasukan aliansi itu di Latvia.
“Kami melihat kendaraan lapis baja, drone, sistem peperangan dan puluhan ribu pasukan siap tempur (di perbatasan dekat Ukraina),” paparnya menambahkan.
Meski belum yakin soal ancaman invasi, para menlu negara NATO tetap akan membahas rencana darurat jika serangan Rusia terjadi.
NATO dan Amerika Serikat bahkan berencana memasok senjata baru ke Ukraina demi merespons ancaman invasi Rusia ke negara tersebut.
Sementara itu, Rusia membantah rumor rencana invasi tersebut dengan menuduh Ukraina hanya menyulut ketegangan.
Presiden Vladimir Putin memperingatkan agar NATO tak melakukan tindakan kelewat batas. Ia menilai pembangunan infrastruktur NATO di perbatasan Rusia merupakan tindakan yang mengkhawatirkan.
Putin bahkan mengancam akan membalas NATO jika sampai mengerahkan senjata hipersonik ke Ukraina.
“Jika sistem serang muncul di Ukraina, waktu terbang ke Moskow hanya 7-10 menit, dan hanya lima menit jika senjata hipersonik dikerahkan. Bayangkan saja,” ujar Putin.
Ia kemudian berkata, “Apa yang harus kami lakukan jika skenario itu terjadi? Kami lantas harus menciptakan sesuatu yang mirip dengan ancaman mereka. Kami bisa melakukan itu sekarang.”
(rds)