Afsel Kecewa Negara-negara Afrika Tutup Pintu karena Omicron



Jakarta, Indonesia —

Pemerintah Afrika Selatan menyampaikan kekecewaan karena sejumlah negara Afrika menutup gerbang internasional terhadap negara tersebut.

Negara-negara benua Afrika seperti Angola, Mauritius, Rwanda, dan Seychelles, menutup perbatasan dari dan ke Afsel demi mengantisipasi penyebaran Covid-19 varian Omicron.

“Ini amat disayangkan, bahkan saya bahkan mengatakan sedih bicara tentang pelarangan perjalanan yang dilakukan sejumlah negara-negara sahabat dari Afrika,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Afsel Clayson Monyela, mengutip dari AFP.

“Yang tidak dapat saya mengerti adalah negara-negara Afrika yang melakukan ini (pelarangan) padahal mengetahui posisi sulit ketika negara-negara Eropa akan melakukan keputusan ini dan memberlakukan larangan perjalanan,” tutur Monyela.

Ia amat menyayangkan negara-negara di Afrika yang melakukan pelarangan itu pernah mendapatkan bantuan vaksin dari Afsel.

“Ketika negara-negara sahabat di Afrika melakukan itu, terutama dalam konteks ketika mereka adalah penerima bantuan, ini tidak masuk akal,” kata Monyela.

“Untuk itulah kami berharap keputusan itu segera diubah secepatnya,” ia menambahkan.

Presiden Afsel Cyril Ramaphosa juga mengimbau kepada negara-negara sahabat di Afrika untuk segera mengubah keputusan larangan masuk bagi negaranya. Terlebih, ia mengatakan keputusan ini sama sekali tak berdasar.

Sebelumnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan varian Omicron sebagai daftar yang mengkhawatirkan atau variant of concern (VOC).

Variant of Concern merupakan varian yang menjadi perhatian karena memiliki tingkat penularan tinggi, virulensi yang tinggi, dan menurunkan efektivitas diagnosis, terapi serta vaksin yang ada. Omicron bergabung dengan beberapa varian lain yang lebih dulu masuk kategori Varian of Concern WHO yakni varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.

Para penasihat merekomendasikan agar WHO menetapkan varian tersebut sebagai perhatian berdasarkan sejumlah besar mutasi varian, kemungkinan peningkatan risiko infeksi ulang, dan bukti lainnya.

Selain itu, dalam keterangan resmi, WHO juga memberi nama varian ini dengan Omicron.

(bac)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *