Aksi Protes Kekeringan Sungai di Iran Ricuh, Polisi Turun Tangan



Jakarta, Indonesia —

Polisi anti huru hara dikerahkan pada hari Sabtu (27/11) di kota Isfahan di Iran, sehari setelah aksi protes atas pengeringan sungai berlangsung.

Pasukan keamanan menembakkan gas air mata selama bentrokan dengan pelempar batu dalam protes oleh sekitar 500 orang di dasar sungai Zayadneh Rood yang melintasi pusat kota, kata kantor berita Fars dan ISNA.

“Sejumlah penangkapan” dilakukan oleh pasukan keamanan, menurut kepala polisi provinsi tersebut.

“Situasi tenang di sungai Zayandeh Roud dan jalan-jalan kosong, tapi saya mendengar polisi anti huru hara dikerahkan di jembatan Khadjou,” kata seorang warga yang bekerja di daerah itu, Sabtu.

Demonstrasi pada hari Jumat (26/11) adalah yang terbaru sejak protes dimulai pada 9 November di Isfahan, magnet wisata karena masjid-masjid dan situs warisannya yang megah, termasuk jembatan bersejarah yang melintasi sungai yang mengering.

Tapi aksi itu berubah menjadi kekerasan.

Dasar sungai telah menjadi tempat berkumpulnya para petani dan orang lain dari seluruh provinsi Isfahan, yang memprotes kekurangan air sejak 9 November.

Kekeringan adalah penyebabnya, tetapi mereka juga menuduh pihak berwenang mengalihkan air dari kota untuk memasok provinsi tetangga Yazd, yang juga sangat kekurangan pasokan.

“Saya biasa berjalan di sepanjang dasar sungai dengan teman-teman, tetapi hari ini polisi anti huru hara dikerahkan dalam jumlah besar di dekat jembatan Khajou dan mereka meminta orang-orang untuk menghindari daerah itu,” kata seorang wanita berusia 50-an yang dihubungi melalui telepon.

Selama bentrokan pada hari Jumat, beberapa orang membakar benda-benda di kota, Fars dan ISNA melaporkan.

“Setelah para petani pergi, kaum oportunis dan kontra-revolusioner tertinggal, yang memudahkan aparat keamanan, terutama polisi, untuk mengidentifikasi dan menangkap mereka yang merusak milik umum dan negara,” kata Kapolsek Isfahan Mohammad-Reza Mirheidari. di televisi.

Tetapi anggota pasukan keamanan terkena tembakan dari senapan berburu, katanya tanpa merinci berapa banyak. Salah satunya ditikam, meski kondisinya memuaskan.

Seorang wartawan Fars mengatakan dua buldoser digunakan untuk menghancurkan pipa yang mengambil air dari provinsi Isfahan ke Yazd.

“Di antara demonstran yang terluka, dua berada dalam kondisi serius,” kata Nourodin Soltanian, juru bicara Universitas Ilmu Kedokteran Isfahan, Sabtu, dikutip oleh kantor berita Mehr.

Hampir setiap hari terjadi protes di wilayah Isfahan, yang sangat terpukul oleh kekeringan.

Pada hari Sabtu, harian ultra-konservatif Kayhan menuding kesalahan atas kekerasan pada “preman bayaran”, sedangkan Etemad yang pro-reformasi mengatakan protes di Isfahan menunjukkan “kurangnya kepercayaan pada pemerintah”.

Minggu lalu, lebih dari 1.000 orang berbaris menuju kantor gubernur di provinsi barat Chahar-Mahal Bakhtiari untuk menuntut solusi kekurangan air, media pemerintah melaporkan.

Presiden Ebrahim Raisi bertemu dengan perwakilan dari provinsi Isfahan, Yazd dan Semnan awal bulan ini dan berjanji untuk menyelesaikan masalah air.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan topik itu adalah masalah utama negara itu, tanpa mengacu pada protes.

(afp/ard)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *