Aktivis Papua Bentrok dengan Ormas saat Demo di Denpasar



Denpasar, Indonesia —

Bentrokan terjadi saat Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Bali, bersama Front Rakyat Indonesia untuk west Papua akan melakukan aksi demo di Denpasar, Rabu (1/12) pagi. Mereka bentrok dengan massa Ormas Patriot Garuda Nusantara (PGN).

Mulanya, bentrokan terjadi saat AMP Bali dan Front Rakyat Indonesia untuk west Papua akan menggelar demo dalam rangka 60 tahun deklarasi kemerdekaan Papua di depan kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat.

Dalam perjalanan menuju titik aksi, bentrokan pecah. Tepatnya di di Jalan Raya Puputan, Renon, Denpasar, Bali, sekitar pukul 09.00 Wita. Kedua pihak saling melempar batu dan benda lain.

“Mereka, saling lempar batu dan langsung kami bubarkan itu, langsung kami suruh bubar,” kata Kabag Ops Polresta Denpasar, Kompol I Made Uder saat dihubungi, Rabu (1/12).

Dia menerangkan bahwa pemicu bentrokan karena kedua massa saling mengejek saat berjumpa. Kepolisian yang tengah mengamankan lokasi pun ikut terkena imbas dari bentrokan massa.

“Saling ejek itu, yang Papua menjelekkan Indonesia, seperti bilang Indonesia penjahat dan sebagainya. Dia (PGN) kan pembelanya sehingga merasa dijelekkan,” kata Kompol I Made Under.

“Saya tetap menjaga di tengah-tengah, saya sampai tiga kali kena batu,” sambungnya.

Kepolisian belum melakukan penangkapan terkait aksi bentrok tersebut. Sejauh ini masih dilakukan penelusuran. Namun, tak menutup kemungkinan proses hukum dilakukan.

“Kalau ada yang perlu dipanggil iya kita panggil. Nanti ada jalur hukumnya, memang kami coba lindungi betul jangan sampai bentrok, antisipasi kita jelas di lapangan, sebagai pelindung,” ujarnya.

Koordinator Aksi AMP Bali, Yesaya mengatakan pihaknya berencana menggelar aksi damai dengan 25 aktivis. Namun, dia mengklaim dihadang saat menuju lokasi aksi.

“Kami, bilang karena ini Ormas PGN, jadi mereka menghadang, ormas ini dari pihak kepolisian mereka tidak mengamankan, dibiarkan bentrokan dengan mahasiswa yang sedang aksi,” kata Yesaya.

“Kami bilang ke polisi, untuk mengamankan karena masih dalam perjalanan ke titik aksi, kami ingin lanjutkan secara damai, tetapi masih dihadang terus oleh ormas itu, tapi kami kesal dengan kepolisian yang membiarkan ormas menghadang kami tadi,” tambahnya.

Dia mengatakan ada 11 orang yang terluka akibat lemparan batu dan botol air. Ada pula yang terluka parah akibat dipukul dengan kayu.

Sementara itu, Panglima PGN Komando Wilayah Bali, Gus Yadi mengatakan kedatangan pihaknya dalam peristiwa itu untuk aksi bela negara, sekaligus mencegah mereka mengucapkan kemerdekaan Papua.

“Karena tidak benar kalau dikatakan Papua merdeka. Tapi mereka menyiapkan batu, kayu, dan yang orasi itu bukan orang Papua, itu justru orang Jawa dari LBH (Lembaga Bantuan Hukum),” ucap Gus Yadi.

Dia lalu mempertanyakan sikap polisi yang diam saja. Padahal, kata Gus Yadi, massa yang ingin berdemo itu membawa batu dan kayu serta membacakan petisi kemerdekaan Papua yang merupakan bagian dari Indonesia.

“Dari PGN 70 persen luka semua, karena kami tidak siap, mereka bawa kayu, batu dan panah juga. PGN 70 orang kami turun. Kami akan laporan ke Polda Bali dan menanyakan mengapa laporan sebelumnya tidak dilanjuti oleh Polda Bali,” kata Gus Yadi.

“Dan kami, akan melapor ke Kapolri, BNPT dan (Kepala) Densus 88, semuanya itu yang terlibat di sana kami laporkan, karena bukan AMP saja karena ada juga kelompok yang menyampaikan ingin merdeka itu OPM,” ujarnya.

(kdf/bmw)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *