Aktivis Tuding IOC Bantu China Bungkam Petenis Peng Shuai



Jakarta, Indonesia —

Kelompok pegiatĀ hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) menuduh Komite Olimpiade Internasional (IOC) melakukan sportswashing dalam kasus pelecehan seksual yang menimpa petenis asal China, Peng Shuai.

Direktur HRW China, Sophie Richardson, mencela campur tangan IOC yang dinilai membantu Beijing menutupi kasus yang menimpa Peng Shuai dan melibatkan eks wakil perdana menteri Zhang Gaoli.

Pada akhir pekan lalu, IOC merilis pernyataan yang memaparkan bahwa Peng Shuai baik-baik saja dan dalam kondisi aman setelah Presiden IOC Thomas Bach melakukan video call dengan perempuan 35 tahun itu. Itu merupakan momen pertama Peng muncul ke publik setelah sempat menghilang sejak mengungkap pelecehan yang diterimanya.

“Ini adalah disayangkan melihat Thomas Bach, dalam sebuah foto dengan Peng Shuai, seorang wanita yang sedang di bawah tekanan yang kuat untuk menarik kembali klaimnya tentang pelecehan seksual. Kita cukup dapat berasumsi dari kasus (pembungkaman) lain yang selama ini terjadi,” kata Richardson seperti dikutip .

“Dia (Bach) dan kekuatan organisasinya lebih memilih menanggapi kasus ini seperti itu dari pada memastikan bahwa dia (Peng) diberikan dukungan dan penyelidikan hingga penuntutan yang mungkin diperlukan,” kata Richardson menambahkan.

Tak hanya itu, HRW juga mendesak pihak IOC untuk berbuat lebih banyak dalam melindungi Peng Shuai.

Peng Shuai tidak terlihat lagi di publik usai mengunggah pengakuan mengejutkan di akun media sosial Weibonya pada awal November lalu.

Dalam unggahannya, Peng mengaku pernah memiliki hubungan rahasia dengan eks perdana menteri China, Zhang Gaoli. Ia bahkan mengaku pernah dipaksa berhubungan seksual dengan Gaoli.

Sejak itu, Peng tak terlihat lagi di publik atau aktif di media sosialnya. Banyak pihak mulai mengkhawatirkan keamanannya lantaran pemerintah China kerap membungkam dan menahan orang-orang yang dinilai menyalahi nilai dan mencoreng pemerintah.

IOC melalui pernyataannya mengklaim Peng Shuai baik-baik saja. Presiden IOC Thomas Bach pun melakukan video call dengan Peng Shuai dalam pernyataan komite tersebut pada Minggu (21/11).

IOC mengatakan Peng berterima kasih kepada organisasi itu karena mengkhawatirkan keadaannya.

“Dia (Peng Shuai) mengatakan bahwa dia aman dan baik-baik saja, tinggal di rumahnya di Beijing, dan sedang membutuhkan privasi saat ini. Karena itu dia memilih untuk menghabiskan waktu bersama teman dan keluarganya saat ini. Terlepas dari itu, dia akan tetap terlibat dalam tenis, olahraga yang dia sangat cintai,” kata IOC.

Komisi HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hingga Amerika Serikat menuntut China menyelidiki klaim Peng Shuai dan menjamin keamanannya.

Para atlet hingga asosiasi olah raga dunia juga menunjukkan solidaritasnya bagi Peng Shuai.

Pengakuan Pengini membuat gerakan melawan pelecehan seksual yang digaungkan kaum perempuan #MeToo kembali menggema, terutama di China. Apalagi kasus Peng Shuai ini menyeret pejabat tinggi dari Partai Komunis.

Peng Shuai sendiri adalah pemain ganda nomor satu dunia pada tahun 2014. Ia merupakan petenis Tiongkok pertama yang mencapai peringkat teratas dunia, setelah memenangkan gelar ganda di Wimbledon pada 2013 dan Prancis Terbuka pada 2014.

Sejak kasus Peng Shuai mencuat, China menghapus berbagai jejak dunia maya soal topik pelecehan yang dialami perempuan 35 tahun itu.

Tak hanya itu, China juga meminta publik berhenti melebih-melebihkan kasus pelecehan seksual eks petenis tersebut.

“Saya kira semua orang harus berhenti dengan sengaja dan melebih-lebihkan apalagi mempolitisasi masalah ini,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Zhao Li Jian, saat menanggapi pertanyaan dampak kasus atas citra China di mata internasional.

(pwn/rds)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *