Algoritma Instagram Tak Cegah Remaja Cari Narkoba



Jakarta, Indonesia —

Algoritma platform media sosial Instagram dilaporkan mempermudah remaja untuk menemukan narkoba.

Algoritma merekomendasikan akun pengedar narkoba pada sejumlah kecil pengguna. Platform ini juga merekomendasikan tagar terkait narkoba.

Pernyataan tersebut dimuat dalam sebuah laporan terbaru yang dirilis Tech Transparancy Project (TTP) pada Selasa (7/12).

Dalam laporan tersebut TTP dilaporkan membuat tujuh akun palsu untuk pengguna remaja berusia 13, 14, 15, dan 17 tahun.

Instagram terbukti tidak menghentikan akun tersebut untuk mencari konten terkait narkoba.

Dalam satu kasus, platform terisi secara otomatis ketika pengguna mulai mengetik “buyxanax” pada kolom pencarian.

Salah satu akun yang disarankan dalam pencarian tersebut adalah penjual obat terlarang jenis Xanax.

Setelah mengikuti akun dealer Xanax, akun palsu yang dibuat TTP mendapat pesan langsung yang dilengkapi dengan menu produk, harga, dan opsi pengiriman.

Selain itu, akun palsu yang mengikuti pengedar di Instagram ini juga mendapat saran atau suggested account penjual narkoba jenis Adderall.

“Saya akan mengatakan Instagram adalah salah satu tempat terburuk untuk terpapar konten semacam ini,” kata Tim Mackey, profesor di University of California pada NBC News.

Juru bicara Meta, Stephanie Otway mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada NBC News bahwa platform Instagram melarang penjualan obat-obatan.

“Kami akan terus melakukan peningkatan di bidang ini dalam upaya berkelanjutan kami untuk menjaga keamanan Instagram, terutama untuk anggota komunitas termuda kami,” katanya.

Dilansir dari The Verge, laporan tersebut juga menemukan bahwa pembatasan Instagram terhadap konten yang berhubungan dengan narkoba tidak berfungsi dengan baik.

Instagram melarang banyak tagar terkait narkoba, seperti #mdma, namun ketika akun palsu milik TTP mencoba mencari tagar itu, Instagram menyarankan alternatif seperti #mollymdma.

Menanggapi hal tersebut, Otway mengatakan bahwa perusahaannya akan meninjau tagar untuk memeriksa jika ada pelanggaran kebijakan

Laporan tersebut muncul di tengah-tengah kasus yang mendera Facebook dan Instagram tentang platformnya yang disebut mempengaruhi kesehatan mental dan fisik pengguna remaja.

Hal tersebut bahkan membuat sekelompok peneliti akademis menerbitkan sebuah surat terbuka yang menyerukan Meta untuk lebih transparan tentang penelitiannya tentang kesehatan mental para pengguna mudanya.

(lnn/fjr)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *