Anak Semata Wayang Ismail Marzuki Meninggal Dunia



Jakarta, Indonesia

Anak Ismail Marzuki, Rachmi Aziah, meninggal dunia. Ia merupakan satu-satunya pewaris dari maestro sekaligus salah satu pahlawan nasional Indonesia tersebut.

Mantan jurnalis musik yang juga pengamat musik Stanley Tulung mengabarkan hal tersebut pada Minggu (11/5). Rachmi meninggal dunia di kediamannya di Tangerang Selatan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Telah berpulang ke rahmatullah Ibu Rachmi Aziah putri angkat pahlawan nasional Ismail Marzuki di rumahnya di bilangan Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten. Semoga tenang di sisi Yang Maha Kuasa Bu Rachmi. Aamiin YRA,” tulis Stanley.

Indonesia.com sudah meminta izin kepada Stanley untuk mengutip unggahan tersebut.




Indonesia.com pernah berbincang dengan mendiang Rachmi Aziah kala meliput tulisan khusus terkait Ismail Marzuki pada Mei 2018.

[Gambas:Instagram]

Pada saat itu, Rachmi banyak mengisahkan kenangannya semasa kecilnya ketika dirawat oleh Ismail Marzuki dan istri, Eulis. Bukan hanya itu, Rachmi juga cerita soal peninggalan dari Ismail Marzuki sekaligus polemik royalti yang ia hadapi.

Di usianya yang melewati kepala enam dan bercucu sepuluh kala itu, Rachmi masih cukup ingat dengan kenangan soal ayahnya itu.

Rachmi ditinggal Ismail Marzuki semasa dirinya masih berusia 8 tahun. Ditinggal ayah di usia sangat belia, Rachmi hanya bisa mengenal lebih dekat Ismail Marzuki melalui cerita Eulis tentang Aa.

Rachmi Azizah, anak Ismail Marzuki.Rachmi Aziah, anak Ismail Marzuki. ( Indonesia/Andito Gilang Pratama)

Kadang pula, Eulis menceritakan bahwa Ismail menitipkan pesan kepadanya untuk menjaga dengan baik Rachmi bila sang maestro telah tiada.

Pun, menurut Rachmi, pesan terpenting dari Ismail justru adalah melarang dirinya menjadi musisi. Rachmi tidak mengerti alasan persis Ismail melarangnya menjadi musisi.

“Tapi saya empat menjadi main band sama teman, sekitar usia 10 sampai 12 tahun. Itu saya sampai kabur-kaburan setelah pulang sekolah, ibu galak banget kalau saya ketahuan, sampai dipukulin,” kata Rachmi sambil tertawa.

Rachmi pun menyadari, meski Ismail adalah ayah angkatnya, tapi sang maestro selalu menyayanginya bak anak kandung sendiri.

Ismail dan Eulis mengangkat Rachmi ketika ia masih berusia dua bulan dari saudara Eulis, lantaran keduanya tak kunjung dikaruniai anak setelah lama menikah.

Ismail Marzuki, terlepas dari sosoknya sebagai seorang maestro besar, di mata Rachmi adalah seorang ayah yang tegas, disiplin, dan amat bertanggung jawab atas keluarganya.

Pun, Ismail disebut Rachmi selalu punya cara menyenangkan ia dan Eulis. Tak jarang, kadang Ismail juga menyenangkan Eulis dengan cara mengurus rumah tangga, seperti memasak.

“Kalau hari libur kan enggak kerja, gantian Ismail masakin buat ibu. Masak sayur asem, ikan asin, tempe dan tahu, makanan rumahan Betawi yang sederhana,” kata Rachmi, tersenyum.

Salah satu kenangan lain yang diingat Rachmi adalah ketika Ismail mengajak ia dan Eulis bertamasya ke Pasar Gambir, Jakarta Pusat.

Di saat yang bersamaan, Ismail ternyata mampu menghasilkan karya dari rekreasinya itu. Karya Ismail Marzuki dari Pasar Gambir adalah Kr. Pasar Gambir & Stambul Anak Jampang.

Cerita selengkapnya dari kenangan Rachmi Aziah dan Ismail Marzuki bisa dilihat di sini.

(end)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *