AS Akan Undang Taiwan ke Latihan Militer Terbesar Tahun Depan



Jakarta, Indonesia —

Amerika Serikat berencana mengundang Taiwan untuk mengikuti latihan militer pada 2022 mendatang.

Niat AS itu terungkap dalam cetak biru anggaran pertahanan AS 2022 yang ditandatangani Presiden AS Joe Biden pada pekan ini.

Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional 2022 (NDAA) menyatakan bahwa mengundang Taiwan merupakan salah satu cara AS memberikan dukungan ke wilayah itu, menyusul tekanan yang terus dilayangkan China kepada Taipei.

“Amerika Serikat harus terus mendukung pengembangan kekuatan pertahanan Taiwan yang cakap, siap, dan modern untuk mempertahankan kemampuan pembelaan diri yang mencukup, termasuk mengundang Taiwan untuk berpartisipasi di latihan the Rim of the Pacific (RIMPAC) yang dilaksanakan pada 2022,” tutur NDAA, dikutip dari .

Rencananya, latihan ini akan diikuti lebih dari 48 unit militer dari 20 negara. Selain itu, ada 25.000 personel militer yang juga akan ikut dalam latihan yang rencananya berlangsung pada musim panas mendatang.

Selain Taiwan, Angkatan Laut AS masih belum memberikan detail negara mana yang diundang dalam latihan militer tersebut. Ini menjadi yang pertama kali AS mengundang Taiwan mengikuti latihan militer strategis.

Banyak pihak menganggap jika benar terjadi, latihan militer AS, Taiwan, dan sekutu lainnya ini akan semakin membuat geram China yang menganggap Taiwan sebagai wilayah pembangkang yang ingin memerdekakan diri.

“Keterlibatan Taiwan dalam RIMPAC merupakan pernyataan politik sekaligus peluang profesional. Undangan itu, jika itu terjadi, menandai Taiwan sebagai teman dan mitra Amerika Serikat,” tutur mantan direktur operasi di Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS, Carl Schuster.

Tak hanya itu, Schuster menilai keterlibatan Taiwan di RIMPAC akan memberikan sinyal politik yang kuat kepada Beijing.

“Perilaku (Beijing) menciptakan hal ini dan meningkatkan potensi kerugian yang terjadi jika mereka menggunakan jalan agresi militer,” tambah Schuster.

Schuster juga menyatakan keterlibatan Taiwan dalam RIMPAC dalam membantu AS menyiapkan segala kemungkinan di wilayah itu.

“Ini merupakan kesempatan (ptensian) untuk berlatih dengan unit dan personel angkatan laut Taiwan, mendapatkan hubungan dan pengetahuan yang mungkin sangat penting jika China memutuskan menyerang Taiwan,” tutur Schuster lagi.

Walaupun demikian, kehadiran Taiwan di RIMPAC dapat menimbulkan kesulitan bagi negara lain yang nanti bergabung dalam latihan itu.

“Mengingat itu (undangan ke Taiwan) mengirimkan sinyal politik yang kuat ke China, Beijing akan menekan banyak partisipan Asia, seperti Korea Selatan, Malaysia, Indonesia, dan Filipina, untuk menolak undangan atau menolak berpartisipasi di latihan militer dengan unit Taiwan. Hal yang perlu dipikirkan mengingat China bereaksi keras terhadap sinyal politik,” papar Schuster menambahkan.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menyuarakan penolakan keras Beijing terkait keterlibatan Taiwan dalam latihan militer ini.

“Kami mendesak AS untuk meninggalkan pemikiran Perang Dingin zero-sum yang sudah ketinggalan zaman dan prasangka ideologis,” ujar Zhao.

Zero-sum merupakan situasi di mana kemenangan satu pihak akan menyebabkan kehilangan dari pihak lain yang terkait.

RIMPAC di 2022 akan menjadi acara militer ke-28 yang diselenggarakan AS. Beberapa peserta tradisional RIMPAC ialah sekutu dan mitra AS, termasuk Jepang dan Australia, yang juga tengah mengalami ketegangan dengan China.

(pwn/rds)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *