Banjir Palembang dan Tanah Longsor Lahat, Tak Ada Korban Jiwa



Jakarta, Indonesia —

Bencana banjir yang melanda Kota Palembang dan tanah longsor di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan tak mengakibatkan terjadinya korban jiwa. Banjir di Kota Palembang pun sudah berangsur surut. 

Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palembang, banjir terjadi setelah hujan lebatmenguyur beberapa kecamatan. Hujan dengan intensitas tinggi ini menyebabkan debit air anak SungaiMusi meluap. Banjir yang berlangsung pada Sabtu (25/12) dini hari, terpantau setinggi 60 hingga 100 cm.

“Kondisi tersebut diperburuk oleh faktor drainase kota yang kurang optimal,” kata Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Minggu (26/12).

BPBD Kota Palembang mencatat lima kecamatan terdampak banjir tersebut, yaitu Kecamatan Seberang Hulu I, Seberang Hulu II, Sukarame, Kemuning dan Ilir Barat I. Tim Reaksi Cepat BPBD masih mendata jumlah warga terdampak di lokasi kejadian. Belum terpantau ada warga yang mengungsi.

Merespons kejadian ini, BPBD dibantu TNI, Polri dan aparat desa tetap bersiaga terhadap potensi banjir susulan. Prakiraan cuaca di beberapa kecamatan terdampak masih berpotensi hujan ringan pada lusa (27/12) seperti di Seberang Ulu I, Ilir Barat I, Sukarame dan Kemuning.

Tanah Longsor Kabupaten Lahat

Sementara itu, tanah longsor di Kabupaten Lahat terjadi pada Jumat (24/12), pukul 19.36 WIB. Gerakan tanah dipicu oleh hujan deras dan kondisi tanah labil membuat longsor terjadi di jalur lalu lintas antara Lahat dan Pagar Alam, di Pulau Pinang.

BPBD Kabupaten Lahat dan Dinas Pekerjaan Umum membersihkan material dengan alat berat. Sedangkan TNI dan Polri membantu pengamanan di sekitar lokasi. Material longsor tersebut menutup ruas jalan sepanjang 100 meter.

Berdasarkan analisis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), wilayah Pulau Pinang memiliki potensi gerakan tanah menengah hingga tinggi.

Sebanyak 11 kecamatan di Kabupaten Lahat teridentifikasi berpotensi gerakan tanah menengah hingga tinggi, sedangkan Kecamatan Tanjung Sakti Pumi dan Tanjung Sakti Pumu memiliki potensi tinggi.

BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk selalu waspada dan siaga terhadap potensi bahaya hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang, khususnya jelang puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2022.

(tim/fra)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *