Batuk Tak Kunjung Sembuh? Cek Risiko TBC dengan 5 Gejala Ini
Jakarta, Indonesia —
Tuberkulosis atau yang lebih dikenal dengan TBC masih menjadi salah satu penyakit menular yang banyak terjadi di Indonesia.
Dokter spesialis paru dan pernapasan di Eka Hospital Bekasi Eric Hermansyah mengatakan, TBC sering kali tidak disadari oleh penderitanya hingga sudah memasuki tahap yang cukup serius.
Padahal, dengan sedikit perhatian terhadap gejala dan faktor risiko, kita bisa lebih waspada dan segera mengambil langkah tepat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara memastikan apakah Anda terkena TBC atau tidak bisa dilakukan dengan pemeriksaan ke rumah sakit.
Tapi, sebelum memutuskan untuk memeriksakan diri ke rumah sakit, Anda sebenarnya bisa melakukan deteksi awal di rumah.
Deteksi awal, kata Eric, dilakukan dengan memperhatikan beberapa gejala, antara lain:
1. Batuk berkepanjangan, terutama jika lebih dari dua minggu.
2. Penurunan berat badan tanpa sebab jelas.
3. Demam ringan atau keringat malam, meskipun tidak sedang flu.
4. Kelelahan berkepanjangan.
5. Nafsu makan menurun.
“Jika Anda merasakan satu atau lebih dari gejala tersebut, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter, terutama dokter spesialis paru. Deteksi dini sangat penting karena semakin cepat diobati, peluang sembuh pun semakin tinggi,” katanya.
Waspadai riwayat kontak dengan penderita TBC
|
Selain gejala, Anda juga perlu memperhatikan apakah pernah melakukan kontak erat dengan penderita TBC. Misalnya, tinggal serumah atau sering berada di ruangan tertutup bersama seseorang yang batuk berkepanjangan.
Ingat, TBC menular melalui percikan udara saat penderita batuk, bersin, atau bahkan berbicara.
“Banyak orang tidak menyadari bahwa TBC bisa menular hanya karena berada dalam satu ruangan dengan penderita yang tidak ditangani dengan baik,”ujar Eric.
Sayangnya, masih banyak masyarakat yang enggan memeriksakan diri karena takut akan stigma. Penyakit TBC sering dianggap sebagai aib atau penyakit memalukan.
Akibatnya, banyak penderita memilih diam dan tidak mencari pengobatan, yang justru berisiko menularkan ke orang lain.
Ketidakpahaman soal pentingnya menyelesaikan pengobatan TBC juga menjadi masalah. Padahal, pengobatan TBC membutuhkan disiplin tinggi dan harus dijalani hingga tuntas. Pengobatan biasanya berlangsung selama enam bulan atau lebih.
“Kami para tenaga medis terus berusaha mengedukasi masyarakat agar tidak takut dan tidak malu jika mengalami gejala TBC. Justru, dengan pengobatan yang tepat, TBC bisa disembuhkan sepenuhnya,” kata Eric.
(tis/asr)