Beda Gejala Omicron untuk yang Sudah Vaksin hingga Booster



Jakarta, Indonesia —

Tren kasus Covid-19 kembali meningkat menyusul penyebaran varian Omicron. Terlebih, sudah ditemukan kasus penularan lokal atau transmisi lokal Covid-19 varian Omicron di Indonesia pada Selasa (28/12) kemarin.

Meski gejala Omicron tidak separah Delta, tapi ahli menyebutkan bahwa itu tergantung pada jenis dan sudah divaksinasi Covid-19 atau belum.

Berikut beda gejala Covid-19 varian Omicron pada yang belum divaksinasi sama sekali, sudah vaksinasi dosis penuh, dan yang menerima booster.

“Setiap pasien yang saya temui dengan Covid yang mendapat dosis ke-3 atau booster memiliki gejala ringan,” kata Craig Spencer, seorang dokter UGD Manhattan yang berafiliasi dengan Columbia University, seperti dikutip NBC New York.

“Yang saya maksud ringan adalah kebanyakan sakit tenggorokan. Dominannya sakit tenggorokan, beberapa kelelahan, mungkin beberapa nyeri otot. Tidak ada kesulitan bernapas. Tidak ada sesak napas. Hanya sedikit merasa tidak nyaman, tapi baik-baik saja,” lanjutnya.

Sementara, bagi yang sudah menerima dua dosis vaksinasi Covid-19 belum menerima booster menunjukkan gejala yang berbeda. Gejala yang dikeluhkan masih tergolong ringan, seperti kelelahan, demam, batuk.

“Sebagian besar pasien yang saya lihat yang memiliki 2 dosis Pfizer/Moderna masih memiliki gejala ‘ringan’, tetapi lebih [parah] dari mereka yang menerima dosis ketiga,” katanya.

“Secara keseluruhan sedikit lebih menyedihkan. Tapi tidak ada sesak napas. Tidak ada kesulitan bernapas. Sebagian besar baik-baik saja.”

Namun, Spencer mengatakan untuk mereka yang mendapatkan vaksin J&J dan tidak mendapat booster, kondisinya bisa lebih buruk.

Pasien bisa mengalami demam lebih lama hingga sesak napas. Berbeda dengan vaksin lain yang umumnya diberikan dalam 2 dosis, vaksin Covid-19 buatan J&J memang hanya diberikan sekali suntik.

Artinya, sekali suntik sudah terhitung vaksin lengkap.

“Sebagian besar pasien yang saya lihat memiliki satu dosis J&J dan memiliki gejala Covid-19 secara keseluruhan lebih buruk. Merasa mengerikan. Demam selama beberapa hari (atau lebih). Lemah, lelah, beberapa sesak napas dan batuk,” kicaunya lewat Twitter.

“Tapi tidak ada yang perlu dirawat di rumah sakit. Tidak ada yang membutuhkan oksigen. Lumayan parah, tapi tidak mengancam jiwa.”

Tidak hanya itu, dia juga mengungkapkan kondisi pasien yang belum mendapatkan vaksin Covid-19 sama sekali. Pasien-pasien tersebut lebih besar kemungkinannya untuk dirawat di rumah sakit.

Kebanyakan dari mereka disampaikan mengalami sesak napas yang berat dan membutuhkan bantuan oksigen agar bisa bernapas secara teratur.

Untuk itu, Spencer merekomendasikan menganjurkan agar segera melakukan vaksinasi Covid-19 dan jika memenuhi syarat, mendapatkan booster untuk mencegah infeksi varian Omicron.

“Hampir setiap pasien yang saya tangani dan harus dirawat karena Covid-19 itu belum divaksinasi. Mereka mengalami sesak napas berat, saturasi oksigennya turun saat berjalan, dan membutuhkan oksigen untuk bernapas secara teratur,” paparnya.

(agn)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *