Bela MUI, Ganyang Pejabat Bisnis PCR
Ketua Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif menyampaikan beberapa tuntutan. Dia menyampaikan itu dalam aksi Reuni 212 di Jakarta pada hari ini, Kamis (2/12).
Tuntutan yang dia sampaikan mulai dari menolak kriminalisasi ulama hingga pemberantasan korupsi serta bisnis PCR oleh pejabat negara.
“Kita hari ini aksi bela ulama, enggak boleh ada ulama yang dizalimi dengan berbagai aneka macam kasus yang dibikin-bikin,” ujar Slamet dalam orasinya di bilangan Tanah Abang sebelum massa Reuni 212 membubarkan diri Kamis (2/12).
Slamet menyerukan bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak boleh dibubarkan. Dia bicara demikian karena menilai ada pihak yang bertekad membubarkan MUI usai penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 Polri.
Jika MUI dibubarkan, Slamet menilai organisasi Islam bisa bernasib sama.
“Makanya sebelum [jadi] kenyataan nanti kita bela [MUI]. Karena kalau tidak, nanti Muhammadiyah dibubarin, NU dibubarin, nanti negara tanpa agama,” seru Slamet.
Tuntutan massa Reuni 212 yang terakhir adalah pemberantasan korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) dalam bisnis PCR saat ini. Slamet mengkritik pejabat negara yang ikut berbisnis PCR di tengah pandemi Covid-19.
Diketahui, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan serta Menteri BUMN Erick Thohir menjadi sorotan karena diduga ikut dalam bisnis PCR bersama PT GSI.
“Kita hari ini ganyang koruptor, siapapun orangnya, kelompoknya, partainya yang dalam kondisi krisis, rakyat kelaparan di mana-mana, eh dia embat uang rakyat untuk kepentingan pribadinya,” tutup Slamet.
Setelah itu, massa Reuni 212 membubarkan diri dari Jalan KH. Wachid Hasyim, Jakarta. Akan tetapi, masih ada beberapa lokasi lain yang belum membubarkan diri.
Diketahui, massa Reuni 212 terpecah di beberapa titik akibat penyekatan yang dilakukan kepolisian. Sejumlah jalan di sekeliling Monas dan Istana Negara ditutup dan dijaga aparat.
Penjagaan ketat itu dilakukan karena polisi tidak mengizinkan Reuni 212 digelar di Patung Kuda di Jalan Medan Merdeka Barat. Aparat ingin menghindari kerumunan yang berpotensi menimbulkan penularan Covid-19.
(cfd/bmw)