Belum Ada Bukti Nyata, Alien Cuma Mitos?
Jakarta, Indonesia —
Perdebatan mengenai keberadaan alien masih terus terjadi. Lantas, apakah alien sebenarnya nyata atau masih sekadar mitos?
Sosok alien dari luar angkasa sudah lama menjadi pertanyaan yang tak kunjung bisa terjawab. Masalahnya, sampai saat ini para peneliti belum menemukan bukti alien ada di dunia luar angkasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenyataannya, belum ada bukti ilmiah terkait keberadaan kehidupan luar angkasa, termasuk alien. Selain itu, para pakar juga belum menemukan bukti ilmiah mengenai keberadaan alien dalam video UFO yang telah dideklasifikasi.
“Saat ini tidak ada bukti,” kata Profesor Sara Seager, ahli astrofisika dan ilmuwan planet di Massachusetts Institute of Technology, mengutip Live Science, pada Oktober 2023 lalu.
Nikku Madhusudhan, profesor astrofisika dan ilmu eksoplanet di Universitas Cambridge, memberikan tanggapan serupa, dengan mengatakan, “Saya rasa kita belum memiliki bukti yang jelas tentang kehidupan di luar angkasa.”
Namun, ada alasan kuat untuk tetap berharap bukti-bukti tersebut pada akhirnya akan muncul, meskipun bukti tersebut tidak disampaikan secara pribadi.
Madhusudhan mengatakan ada sejumlah petunjuk dan bukti mengenai sejumlah planet yang memiliki kondisi layak huni.Dengan kata lain, terdapat tanda-tanda bahwa planet dan bulan tertentu dapat menampung kehidupan.
Para pakar meyakini kemungkinan ada ratusan juta planet yang layak huni, hanya di galaksi kita saja. Mereka menganggap planet mampu menampung kehidupan jika berada di zona layak huni, yaitu jarak dari bintang yang memungkinkan planet berbatu memiliki air di permukaannya, yang merupakan unsur penting bagi kehidupan di Bumi.
Planet dan bulan yang berada di luar zona layak huni belum tentu tidak dapat dihuni. Misalnya, planet Jupiter, Europa, tidak berada di zona layak huni Matahari, namun memiliki lautan air asin di bawah kerak esnya yang mungkin dapat menampung sebuah kehidupan.
Para peneliti sedang mencari tanda-tanda kehidupan di dalam dan di luar tata surya kita. Madhusudhan memimpin sebuah penelitian yang terbit pada Oktober 2023 di The Astrophysical Journal Letters.
Penelitian itu mendeteksi petunjuk lautan di planet bernama K2-18 b, yang terletak lebih dari 100 tahun cahaya.
Data mereka juga menunjukkan “tanda-tanda potensial” dimetil sulfida, bahan kimia yang sejauh yang kita tahu, hanya dihasilkan oleh kehidupan di Bumi.
“Itu sangat tentatif. Kami tidak tahu apakah hal tersebut ada atau tidak, namun kami melihatnya dalam data pada tingkat tertentu.” katanya.
Tanda-tanda potensial kehidupan alien ini masih harus diteliti lebih lanjut dan mungkin akan terbantahkan. Terlepas dari itu, Madhusudhan mengatakan dia tidak akan terkejut jika ada yang menemukan bukti kehidupan mikroba di luar Bumi beberapa tahun mendatang.
“Saya akan sangat terkejut jika tidak ada kehidupan apa pun di luar sana,” tambahnya.
Seager yakin manusia bisa mengonfirmasi keberadaan alien hanya dengan misi pengembalian sampel, yaitu mengumpulkan sampel dari planet atau bulan lain dan membawanya kembali ke Bumi untuk dipelajari, pengukuran di tempat, atau teknologi yang “sangat futuristik”, seperti lensa gravitasi Matahari, teleskop, instrumen teoretis yang menggunakan gravitasi matahari untuk memperbesar cahaya dari planet jauh.
“Dengan semua alat yang kita miliki sekarang, atau yang bisa kita bangun dengan uang yang cukup, itu hanyalah pengembalian sampel karena saya tidak melihat hal lain yang pasti,” kata Seager.
Seager merupakan anggota dari studi tahun 2020 yang terbit dalam jurnal Nature Astronomy yang melaporkan “keberadaan nyata” gas fosfin yang merupakan tanda potensial kehidupan di Venus. Penelitian ini menjadi perbincangan di komunitas ilmiah sejak saat itu.
Para peneliti akan berdebat tentang apakah tanda-tanda kehidupan potensial yang terdeteksi di planet lain itu nyata, lalu apakah tanda-tanda tersebut akurat, dan apakah tanda-tanda tersebut benar-benar disebabkan oleh kehidupan, yang saat ini tidak dapat mereka buktikan tanpa mengumpulkan sampel, menurut Seager.
Namun, dia yakin para ilmuwan akan menemukan lebih banyak tanda-tanda air dan lautan yang dapat mengindikasikan kelayakan huni, serta gas-gas yang mungkin disebabkan oleh kehidupan.
“Saya pikir itu cukup untuk membuat pencarian panjang generasi ini terus berlanjut,” katanya.
(rfi/dmi)