Bisakah Eksibionisme yang Diduga Dialami Siskaeee Disembuhkan?



Jakarta, Indonesia —

Perempuan yang dikenal sebagai Siskaeee diduga mengalami kelainan seksual parafilia eksibisionis karena aksi memamerkan payudara dan alat kelaminnya di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) serta menyebarkannya lewat sebuah video pendek di media sosial. Bisakah perilaku eksibisionis disembuhkan?

Atas aksinya tersebut, Siskaeee ditetapkan sebagai tersangka oleh polda Daerah Istimewa Yogyakarta dan dijerat hukuman dengan undang-undang Pornografi dan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Setelah ditetapkan sebagai tersangka, polisi pun menyita hard disk berisi foto dan video dengan total ukuran file mencapai 600 GB sebagai barang bukti. Namun, apakah eksibionisme bisa disembuhkan?

Seksolog Haekal Anshari mengatakan, perilaku eksibisionis memang disembuhkan. Hanya saja perlu upaya dan keinginan kuat dari pelaku.

“Bimbingan dan perawatan bisa dilakukan, tapi harus ada keinginan dari dirinya untuk sembuh,” kata Haekal saat dihubungi Indonesia.com, Selasa (8/12).

Sebagaimana dilansir MSD Manual, ada beberapa cara yang perlu dilakukan pelaku eksibisionis untuk menyembuhkan kelainan yang dialami. Misalnya, dengan menjalani pengobatan dan konsultasi dengan profesional.

Berikut beberapa langkah pengobatan yang bisa dijalani pelaku eksibisionis untuk menyembuhkan kelainan seksual yang dialami.

1. Psikoterapi dengan dokter spesialis

Dokter spesialis gangguan seksual akan melakukan perawatan terhadap pasien dengan gangguan eksibisionis. Perawatan termasuk memberikan obat yang diresepkan jika dorongan gangguan seksual yang dialami pasien tergolong parah dan tidak dapat dikendalikan melalui motivasi diri dan terapi.

2. Terapi perilaku kognitif

Ini adalah jenis terapi yang bisa membantu mengenali pemicu perilaku eksibisionis pada diri seseorang. Menurut First Light Psych Online Service, setelah diketahui penyebabnya maka bisa diketahui penanganan yang tepat untuk menyembuhkan perilaku menyimpang tersebut.

Cognitive behavioral therapy atau terapi perilaku kognitif juga untuk membantu pasien mengidentifikasi pemicu dia ingin memperlihatkan alat kelaminnya lalu dimanajemen sehingga dorongan ini bisa disalurkan ke arah yang lebih sehat.

3. Pemberian obat

Obat-obatan yang diberikan biasanya untuk membantu mengatasi komplikasi seperti depresi, kecemasan, dan menurunkan dorongan seks individu. Selain itu, dokter juga biasanya akan meresepkan obat-obatan untuk mengurangi kadar testosteron yang bisa menurunkan hiperseksualitas.

(tst/agn)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *