Bisakah Varian Omicron Dideteksi dengan PCR dan Antigen?


Jakarta, Indonesia —

Covid-19 varian Omicron terdeteksi di Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan seorang petugas kebersihan Wisma Atlet Jakarta jadi pasien pertama Omicron di Indonesia.

Melihat temuan kasus Omicron pertama ini, tentu alat deteksi Covid-19 jadi elemen yang sangat penting untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi varian Omicron atau varian lain.

Muncul pertanyaan, apakah varian Omicron bisa dideteksi dengan PCR dan antigen? PCR dan antigen selama ini jadi cara metode tes yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan virus corona.

Dokter spesialis penyakit dalam Eric Daniel Tenda mengatakan PCR dan antigen tetap bisa diandalkan untuk mendeteksi Covid-19 varian apapun termasuk Omicron. Tes PCR dan antigen berfungsi sebagai skrining keberadaan virus. Namun, untuk mengetahui jenis varian Covid-19, perlu dilakukan tes lanjutan berupa Whole Genome Sequences (WGS).

“Deteksi PCR dilanjutkan dengan WGS, jadi harus dilanjutkan. Kalau kita ke laboratorium, ingin tahu varian apa perlu WGS. Dengan WGS pun kita bisa mengenali penyebaran varian virus,” kata Eric saat dihubungi Indonesia.com, Kamis (16/12).

Jika Anda mengalami gejala Covid-19 segera lakukan pemeriksaan PCR atau antigen dan konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Anda bisa melakukan isolasi sendiri di rumah jika mengalami gejala ringan tau isolasi di tempat yang sudah disiapkan pemerintah.




Petugas melakukan ilustrasi proses pengolahan sampel PCR tes di Intibios Lab Kelapa Gading, Jakarta, Kamis, 18 Februari 2021. Laboratorium tersebut akan segera beroperasi untuk bisa mendeteksi  virus corona setelah Dinkes DKI memberikan perizinan ke laboratorium tersebut.  Indonesia/Adhi WicaksonoDokter menjawab pertanyaan apakah varian Omicron bisa dideteksi dengan PCR dan antigen.(Foto ilustrasi: Indonesia/Adhi Wicaksono)

Bagaimana kondisi laboratorium untuk WGS di Indonesia?

Kementerian Kesehatan menetapkan beberapa laboratorium untuk WGS. Hanya saja, lanjut Eric, laboratorium berfasilitas WGS tidak merata di semua daerah.

“Tapi kemudian ini dapat dioptimalkan untuk meningkatkan jumlah sampling untuk WGS [jadi data] untuk surveilans varian. Semestinya ada patokannya, dari puluhan ribu kasus, berapa yang [diambil untuk sampel] WGS,” jelasnya.

Surveilans ini menjadi penting untuk memerangi Covid-19 termasuk varian Omicron. Eric mengatakan perlu dua hal utama yang dilakukan yakni, protokol kesehatan dan vaksinasi. Dari data Kementerian Kesehatan, cakupan vaksinasi Covid-19 lengkap ‘baru’ sekitar 40 persen.

“Tentu yang kita harapkan gimana cara kita bisa melakukan prediksi secepat mungkin, berdasarkan data vaksinasi, outcome kemampuan negara antisipasi Omicron, rumah sakit disiapkan. Prediksi itu seharusnya bisa,” imbuhnya.

(els/ptj)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *