BKNDI Sebut Kasus Keracunan Program MBG Cuma Hoaks
Jakarta, Indonesia —
Badan Koordinasi Nasional Desa Indonesia (BKNDI), salah satu organisasi pengelola teknis program makan bergizi gratis (MBG) mengatakan bahwa kasus keracunan di sejumlah daerah di luar koordinasi Badan Gizi Nasional (BGN).
Ketua BKNDI Isra A Sanaky bahkan menyebut bahwa kasus keracunan MBG merupakan hoaks. Dia menyebut kasus tersebut terjadi karena dilakukan secara swadaya tanpa koordinasi dengan BGN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ya hoaks itu oknum yang di masyarakat bikin dapur, enggak koordinasi dengan MBG, tahu-tahu ngasih makan orang. Terus keracunan, yang disalahin pemerintah, padahal yang bersangkutan enggak pernah koordinasi dengan yang berwenang,” kata Isra di Jakarta, Rabu (7/5).
Pernyataan itu disampaikan Isra di sela-sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) sosialiasi program MBG di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. Rakernas dihadiri para tenaga lapangan program MBG di bawah BKNDI.
Dia termasuk menyebut kasus keracunan MBG di Cianjur dan Sulawesi Tenggara baru-baru ini di luar sepengetahuan BGN.
“Kita udah trial di mana-mana, alhamdulillah enggak pernah [keracunan]. Kita sampai hari ini alhamdulilah lihat di media, kita BKNDI enggak pernah ada keracunan, karena sudah lima bulan kita sudah melakukan percontohan, enggak ada,” katanya.
Menurut Isra, kasus keracunan MBG terjadi karena ketidakpahaman masyarakat terhadap program tersebut. Dia menegaskan kasus keracunan MBG merupakan ulah oknum.
“Itu personal bukan BGN,” katanya.
Sejumlah kasus keracunan dari program MBG terjadi di beberapa daerah baru-baru ini. Sejumlah kasus keracunan massal siswa ini diduga terjadi karena makanan yang disediakan basi dan mengandung bakteri.
Di Cianjur, Jawa Barat, sekitar 21 siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 di Cianjur mengalami gejala pusing, mual, dan muntah setelah menyantap makanan MBG yang disediakan di sekolah pada Senin (21/4) lalu.
Kasus serupa terjadi di SD Negeri 33 Kasipute, Kabupaten Bombana. Puluhan siswa dilaporkan mengalami muntah-muntah setelah menyantap makanan MBG.
Kasus keracunan juga terjadi di SD Wonorejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kepala sekolah, Damiyati (56), dan dua siswanya mengalami gejala sakit perut dan diare setelah mengonsumsi menu MBG yang dibagikan pada Rabu, (24/4).
(fra/thr/fra)