BMKG Analisis Dampak Penguatan Bibit Siklon Tropis di Arafura



Jakarta, Indonesia —

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan analisis soal bibit siklon tropi di wilayah Laut Timor dan Arafura.

BMKG melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) selama 24 jam dalam periode 7 hari terus melakukan pemantauan terhadap potensi terjadinya bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada kondisi cuaca dan gelombang signifikan di wilayah Indonesia.

Menurut analisis dinamika atmosfer pada Rabu (22/12) pukul 07.00 WIB, Jakarta TCWC mengidentifikasi adanya peningkatan potensi pembentukan pola sirkulasi siklonal (pusaran angin).

Aktivitas tersebut dapat dapat meningkat menjadi suspect area potensi bibit siklon tropis di sekitar perbatasan wilayah laut Timor dan Arafura atau sekitar perairan selatan Kepulauan Tanimbar (Saumlaki).

Hal ini disebut dapat terjadi dalam periode 2 hari ke depan seiring dengan menguatnya pola sirkulasi dan kecepatan angin sistem tersebut.

BMKG menjelaskan bahwa area suspect mempunyai kecenderungan bergerak ke arah selatan hingga barat daya menuju wilayah perairan utara Australia.

Kemudian dalam 72 jam ke depan suspect area diperkirakan akan menguat cukup signifikan terutama di hari Sabtu dan Minggu.

Penguatan tersebut ditandai dengan menguatnya pola sirkulasi dan kecepatan angin di atas 25 knot atau 46 kilometer per jam dengan kemungkinan pusat sistemnya sudah berada di Area Tanggung Jawab TCWC Australia.

Berdasarkan pemodelan prediksi BMKG, berikut probabilitas potensi bibit tersebut berubah menjadi Siklon Tropis:

  • Kamis (23/12) : potensi Rendah
  • Jumat (24/12): potensi Rendah-Sedang
  • Sabtu (25/12): potensi Sedang-Tinggi
  • Minggu (26/12): potensi Tinggi

Dengan adanya potensi menjadi siklon tropis pada sejumlah suspect area, BMKG mengeluarkan peringatan dini khusus untuk periode 3 hari ke depan untuk sejumlah wilayah. Berikut daftar wilayah beserta peringatannya:

  • Potensi hujan sedang hingga lebat di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Maluku.
  • Potensi angin kencang di Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.
  • Potensi tinggi gelombang 1.25 – 2.5 meter (Moderate Sea) di Laut Seram, Perairan Kaimana, Perairan Kep.Aru, Perairan Kep. Sermata hingga Tanimbar, Perairan Amamapare – Agats bagian utara, dan Laut Arafura
  • Potensi tinggi gelombang 2.5 – 4.0 meter (Rough Sea) di Laut Flores bagian timur, Perairan selatan Baubau – Kep.Wakatobi, Laut Banda, Perairan selatan P.Buru – P. Seram, Perairan Kep.Kai, dan Perairan Fakfak

Lebih lanjut, BMKG mengimbau masyarakat untuk menghindari dan kegiatan pelayaran serta sejumlah wilayah yang rentan mengalami bencana seperti lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon yang mudah tumbang, tepi pantai, dan lainnya.

Selain itu masyarakat juga perlu mewaspadai potensi dampak seperti banjir/bandang/banjir pesisir, tanah longsor terutama di daerah yang rentan.

(lnn/fjr)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *