BMKG Ungkap Alasan Panas Terik Sengat Jabodetabek




Jakarta, Indonesia

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap alasan wilayah Jabodetabek terpapar cuaca panas terik selama beberapa hari terakhir.

Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menyebut saat ini wilayah Jabodetabek tengah berada di masa peralihan antara musim hujan ke musim kemarau, yang disebut pancaroba.

“Selama periode ini, hujan umumnya terjadi pada siang hingga menjelang malam hari, didahului oleh udara hangat/terik pada pagi hingga siang yang menyebabkan kondisi atmosfer menjadi labil,” kata Andri kepada Indonesia.com, Kamis (24/4).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan pemanasan permukaan yang kuat tersebut dapat memicu pembentukan awan-awan konvektif, terutama awan Cumulonimbus (Cb) yang berpotensi menimbulkan hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang.





Pada masa pancaroba, katanya, karakteristik hujan cenderung tidak merata atau bersifat lokal dengan intensitas sedang hingga lebat. Hujan ini juga dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dalam durasi singkat.

Lebih lanjut, Andri mengatakan awal musim kemarau di wilayah Jabodetabek bervariasi mulai dari akhir April hingga Juni mendatang.

“Awal musim kemarau di wilayah Jabodetabek bervariasi dimulai dari akhir April hingga Juni 2025 mendatang,” tuturnya.

Wilayah yang paling awal memulai musim kemarau pada dasarian 3 April meliputi Jakarta bagian utara, Bekasi dan Tangerang.

Kemudian, wilayah Tangerang disebut akan menyusul dengan memulai awal musim kemarau pada akhir Mei.

Selebihnya, beberapa wilayah lain diperkirakan baru akan memulai musim kemarau pada pertengahan Juni.

“Sementara itu untuk wilayah Jakarta bagian selatan, Depok, sebagian Kab. Bogor, dan sebagian Kota Bogor, awal musim kemarau dimulai pada pertengahan Juni 2025 mendatang,” pungkasnya.

(lom/fea)

[Gambas:Video ]



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *