BRIN Catat Kerusakan Lahan 2.417 Hektare Dampak Erupsi Semeru



Jakarta, Indonesia —

Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN melaporkan kerusakan lahan seluas 2.417,2 hektare akibat bencana erupsi Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, melalui citra satelit.

Hal tersebut dikatakan Pelaksana tugas Kepala Pusat Riset Aplikasi Penginderaan Jauh BRIN Rokhis Khomarudinmenimbulkan bukaan baru aliran lava dari aktivitas vulkanik Gunung Semeru.

Bukaan tersebut tercatat sepanjang 710 meter dengan lebar 110 meter, menurut citra satelit USGS (United States Geological Survey).

“Terjadi perubahan di puncak Gunung Semeru,new lava flowatau aliran lava baru,” ujar Rokhis dalam konferensi pers, Jumat (10/12).

Rincian luas kerusakan lahan meliputi hutan 909,8 hektare, lahan terbuka 764,5 hektare, hutan sekunder 243,1 hektare, lahan pertanian 161,5 hektare, ladang/tegalan 161,2 hektare, perkebunan 77,9 hektare, pemukiman 67,8 hektare, semak/belukar 20,9 hektare, dan tubuh air 10,4 hektare.

Dari data sejumlah citra satelit yang digunakan sebagai pembanding dengan situasi saat ini, Rokhis menyebut daerah yang terdampak awan panas dan guguran Gunung Semeru tampak sangat jelas.

Dari citra satelit juga diperkirakan setidaknya ada 43 bangunan yang langsung terkena dampak awan panas dan guguran Gunung Semeru.

Karena hal tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat di sekitar wilayah Gunung Semeru agar lebih meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi adanya potensi dampak bencana susulan.

Erupsi Semeru pada Sabtu (4/12) hingga kini telah menelan puluhan nyawa dan timbulkan sejumlah kerusakan.

Komandan satuan tugas penanggulangan dampak awan panas dan guguran (Dansatgas) di Gunung Semeru, Irwan Subekti mengatakan total korbanmeninggal dunia karena erupsi Semeru menjadi 45 orang.

(Antara/fjr)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *