Daftar 5 Daerah di Indonesia Terancam Banjir saat Nataru
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memaparkan ada lima daerah yang berpotensi terendam banjir pada libur Natal dan tahun baru 2022 (Nataru). Kelima daerah itu diminta mewaspadai potensi bencana tersebut.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, potensi banjir lima daerah tersebut tak lepas dari kondisi cuaca ekstrem saat ini. Lima daerah tersebut yakni; Kabupaten Ketapang, Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Konawe, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Wamena.
“Menjelang Nataru, masyarakat harus siap dan segera mengantisipasi periode puncak musim hujan yang terjadi pada bulan Desember, Januari dan Februari. Tentunya dapat berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologi, khususnya banjir,” kata Suharyanto saat rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (13/12).
Oleh sebab itu, BNPB merekomendasikan agar kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi dilakukan secara berjenjang di setiap level, mulai dari level provinsi hingga level kelurahan.
Menurut Suharyanto, pihaknya sudah membuat sejumlah metode penanganan banjir yang harus dilakukan secara berjenjang. Hal ini juga sudah disampaikan kepada masing-masing kepala daerah.
“Kami sampaikan ke jajaran bawah agar para gubernur, para bupati, para wali kota, para camat, para lurah, sudah paham tugasnya masing-masing,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Suharyanto memaparkan bahwa terjadi peningkatan kejadian bencana pada November 2021 dibanding November 2020. Menurut catatan BNPB, pada November 2021 telah terjadi 424 kali kejadian bencana.
Angka tersebut naik 19,4 persen dibanding kejadian bencana November 2020 yang hanya mencatat 355 kejadian. Menurut Suharyanto, kejadian bencana pada November tahun ini didominasi oleh bencana hidrometeorologi dan cuaca ekstrem.
“Korban meninggal kebanyakan akibat banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem. Sedangkan kerusakan rumah paling banyak disebabkan karena bencana banjir. Jika kita bandingkan dengan jumlah bencana November 2020 dengan 2021, terjadi kenaikan kejadian bencana. Naik 19,4 persen,” kata dia.
Kemudian, jumlah korban jiwa juga naik 73,7 persen. Dari yang sebelumnya 19 korban jiwa, menjadi 33 korban jiwa.
Berikutnya, jumlah korban yang mengungsi dan terdampak naik drastis sebesar 153 persen. Pada November 2020 tercatat hanya 265.913 korban terdampak bencana, namun tahun ini menjadi 672.736 orang.
“Dari data kejadian bencana November 21, berdasarkan provinsi, banjir, cuaca ekstrem, tanah longsor, serta karhutla, mayoritas banjir, cuaca ekstrem, tanah longsor terjadi di Jawa Timur dan Jawa Barat. Kemudian karhutla terjadi di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah,” pungkasnya.
(dmi/DAL)