Daimler Pilih Bayar Rp2,8 T Atas Tuduhan Akali Emisi Mesin Diesel
Daimler memilih setuju menyelesaikan masalah emisi mesin diesel di Kanada dengan cara membayar sekitar US$197 juta (sekitar Rp2,8 triliun). Induk perusahaan Mercedes-Benz ini sebelumnya dituduh menggunakan alat khusus yang mengakali tes emisi yang kemudian disangkal.
“Dengan penyelesaian ini, Daimler mengambil langkah lain menuju resolusi dari berbagai proses diesel dan menghindari tindakan pengadilan yang panjang dengan risiko hukum dan keuangan masing-masing,” kata Daimler seperti diberitakan Reuters, Sabtu (11/12).
Daimler menyatakan tetap menyangkal tuduhan.
Daimler menjelaskan penyelesaian ini, yakni masih harus mendapat persetujuan Pengadilan Tinggi Ontario, mengakhiri gugatan namun tak jadi membuktikan apakah Daimler menggunakan alat khusus untuk mengecoh uji emisi di Kanada.
Media di Kanada, CTV News, menjelaskan, pembayaran uang penyelesaian itu meliputi model Mercedes-Benz produksi 2009 hingga 2016, termasuk reparasi sampai sesuai regulasi emisi di Kanada.
Selain itu dana juga dipakai untuk pembayaran tunai kepada pemilik mobil yang sudah diperbaiki, buyback, dan pembayaran lain.
Tuduhan alat khusus ini terdapat pada teknologi diesel Mercedes-Benz, BlueTEC, yang tidak sesuai ambang batas yang ditentukan Kanada ketika menghasilkan emisi lebih tinggi saat temperatur di bawah 10 derajat Celcius.
(fea)