Definisi Mobil Rakyat Rp240 Juta Calon Bebas PPnBM Versi Kemenperin
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang membahas lagi tentang mobil di Indonesia yang berpotensi diberikan fasilitas bebas Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Kali ini dia menyebut istilah ‘mobil rakyat’ yang dikatakan harganya Rp240 juta.
Agus menjelaskan salah satu definisi mobil rakyat yang dia maksud harganya Rp240 juta. Bagi dia mobil dengan harga tersebut bukan barang mewah.
“Mobil rakyat itu yang harganya Rp240 juta. Itu bukan merupakan barang mewah, jadi kami sudah mengajukan penghapusan PPnBM untuk mobil rakyat itu,” kata Agus dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (29/12).
Selain soal harga, Agus bilang definisi mobil rakyat yakni kapasitas mesin maksimal 1.500 cc dan memenuhi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 80 persen.
“Dengan harga Rp240 juta itu jelas lebih murah dibandingkan mobil lainnya. Selain itu, TKDN 80 persen itu bisa dikatakan bahwa itu mobil Indonesia,” ujar Agus.
Pada 9 Desember lalu Agus sempat menyinggung soal kandungan lokal 80 persen sebagai syarat utama pemberlakuan diskon PPnBM permanen. Dia mengatakan pemberian diskon PPnBM permanen sedang diupayakan setelah fasilitas ini akan berakhir pada 31 Desember.
Agus tidak menjelaskan rinci kapan target pembebasan PPnBM bagi mobil rakyat bakal dilakukan. Ia hanya memastikan telah mengajukan rencana penghapusan PPnBM ini bagi mobil rakyat terhadap Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Definsi mobil rakyat seharga Rp240 juta sebenarnya timpang dari pemahaman sebelumnya terkait mobil-mobil bebas PPnBM yang sudah ada sejak 2013, yakni Low Cost Green Car. Saat model pertama LCGC meluncur, Daihatsu Ayla, harganya di bawah Rp100 juta.
Produk LCGC atau disebut Kendaraan Hemat Bahan Bakar dan Harga Terjangkau (KBH2) adalah kendaraan istimewa sebab tidak dikenakan tarif PPnBM. Fasilitas ini yang membuat LCGC merupakan kelas mobil termurah di dalam negeri yang bisa diasosiasikan sebagai ‘mobil rakyat’.
Saat ini ada lima produk LCGC yang dijual, yaitu Daihatsu Ayla dan Sigra, Toyota Agya dan Calya, dan Honda Brio Satya. Jumlahnya berkurang sejak Datsun GO dan GO+ serta Suzuki Karimun Wagon R berhenti dijual di dalam negeri.
(ryh/fea)