DPR Ingatkan Menkes Hati-hati Keluarkan Pernyataan: Cegah Kegaduhan

Jakarta, Indonesia —

Anggota Komisi IX DPR RI Charles Honoris mengimbau Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (BGS) berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan agar tidak kembali menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

Hal tersebut ia sampaikan imbas maraknya kritik kepada BGS buntut ragam pernyataan kontroversial yang memantik pro dan kontra dari pelbagai kalangan.

“Jadi ya evaluasi kami terhadap Pak Menkes ya harus lebih berhati-hati dalam mengeluarkan statement sehingga mencegah adanya kegaduhan di tengah masyarakat,” kata Charles dalam keterangan tertulis, Senin (26/5).

Terlebih, kata dia, BGS juga tengah menjadi sorotan akademisi dari ragam perguruan tinggi buntut rencana transformasi manajemen kesehatan yang ingin mengubah manajemen kolegium.

Oleh karena itu, Charles berharap BGS juga melakukan komunikasi secara terbuka kepada seluruh pihak terkait segala kebijakan di kementerian kesehatan.

“Saya sangat berharap Pak Menkes bisa membuka komunikasi dengan profesi kedokteran. Bisa menjelaskan keinginan, bisa menjelaskan maksud baik dari yang sedang dikerjakan,” ujarnya.

“Karena niat baik kalau tidak bisa dikomunikasikan dengan baik maka hasilnya pasti tidak akan bisa efektif,” sambungnya.

Sebelumnya, salah satu kritik yang menonjol kepada BGS disampaikan oleh FKUI melalui Seruan Salemba imbas kebijakan kesehatan yang dianggap berpotensi menurunkan mutu pendidikan dokter dan dokter spesialis.

FKUI menilai kebijakan Kemenkes itu akan berdampak langsung pada kualitas pelayanan kesehatan masyarakat.

“Alih alih memperkuat mutu layanan dan pendidikan, kebijakan yang muncul justru berisiko menurunkan kualitas pendidikan dokter dan dokter spesialis,” kata Guru Besar FKUI Siti Setiati yang membacakan seruan dalam konferensi pers di Salemba, Jakarta, Jumat (16/5).

“Pada akhirnya akan menurunkan mutu pelayanan kesehatan untuk masyarakat,” sambungnya.

Tak hanya itu, BGS juga sempat menuai sorotan publik lantaran pernyataannya yang menyebut besaran gaji dan ukuran celana jeans bisa menjadi tolok ukur indikator kesehatan dan intelektualitas seseorang.

Budi mengatakan ukuran celana jeans 33-34 bisa menjadi ‘alarm’ bagi risiko kematian dini.

(fra/mab/fra)

[Gambas:Video ]