Dudung Disebut Tarik Sementara Pengamanan dari Hillary Lasut



Jakarta, Indonesia —

Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mengungkapkan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman menarik ajudan atau bantuan pengamanan yang diberikan kepada anggota DPR Hillary Brigitta Lasut.

Menurutnya, penarikan dilakukan untuk melihat urgensi dari pemberian ajudan atau bantuan pengamanan tersebut

“Sudah [bicara dengan KSAD], KSAD sampaikan pengamanan sementara ditarik dulu untuk dipelajari urgensinya,” kata Meutya dalam keterangannya yang diterima Indonesia.com, Jumat (3/12).

Ia tak merinci apakah KSAD sudah secara resmi menyetujui permintaan ajudan TNI dari Hillary atau belum.

Meutya melanjutkan permintaan ajudan yang dikirimkan Hillary ke Dudung dilakukan tanpa sepengetahuan Komisi I DPR. Menurutnya, pimpinan komisi dan para ketua kelompok fraksi (Kapoksi) semestinya mengetahui permintaan khusus dari anggota.

“Anggota DPR tidak hanya mewakili dirinya, yang bersangkutan juga mewakili dapil, komisi dan fraksi,” ujar politikus Partai Golkar ini.

Meutya juga mengaku tidak pernah memiliki ajudan atau pengawal khusus selama menjabat sebagai anggota dan pimpinan Komisi I DPR. Kalaupun ada, menurutnya, itu hanya ASN yang bekerja di Komisi I DPR.

“Saya tidak memiliki ajudan khusus, jika pun ada yang mendampingi saya dalam acara resmi komisi, mereka adalah protokol resmi Komisi I, PNS sipil. Hingga saat ini sebagai Ketua Komisi saya masih rasa cukup,” tutur Meutya.

Sebelumnya, Hillary meminta maaf bila niatnya meminta ajudan dan bantuan pengamanan dengan bersurat ke Dudung dianggap tidak etis. Dia mengaku meminta bantuan pengamanan TNI AD karena berencana mengadvokasi sebuah kasus di Sulawesi Utara (Sulut).

“Mohon maaf kalau niatan saya ini dianggap tidak etis. Proses belajar,” kata Hillary lewat akun Instagram miliknya, @hillarybrigitta, Kamis (2/12).

(mts/arh)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *