Dugaan Pengaturan Skor Liga 3, PSSI Libatkan Polda Jatim
Kasus dugaan pengaturan skor di Liga 3 Jawa Timur (Jatim) dari pemain dan kitman Gresik Putra Paranane FA disikapi PSSI dengan melibatkan Polda untuk mengusut perkara.
Dugaan itu dilaporkan pengelola Gresik Putra Zha Eka Wulandari ke Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jatim. Kecurigaan pengaturan skor ini disebutnya terjadi dalam laga melawan NZR Sumbersari (12/11) dan Persema Malang (15/11).
Dalam pertandingan melawan NZR, Gresik Putra kalah 0-1, sedangkan saat melawan Persema takluk dengan skor 1-5. Dalam laporannya Zha mengaku memiliki bukti dua pemain dan satu kitman tim bertemu dengan seseorang yang diduga runner pengaturan skor.
Ketua Komite Disiplin (Komdis) PSSI Erwin Tobing, mengaku tak terlibat secara langsung dalam pengusutan kasus tersebut. Namun Komdis PSSI meminta keterangan dari Asprov Jatim dan memberikan arahan soal langkah yang harus ditempuh.
“Kami dari federasi pusat tidak lepas tangan. Kita kontak, mendengar, dan memberi arahan apa yang harus dilakukan. Kalau ternyata bisa diketahui, mudah-mudahan terungkap, segera kerja sama dengan Polda untuk diusut tuntas,” kata Erwin, Kamis (18/11).
Erwin menerangkan, saat ini Komdis Asprov PSSI Jatim sedang melakukan sidang. Ini adalah sidang kedua, setelah sebelumnya melakukan sidang pembahasan pertama. Erwin yakin soal dugaan pengaturan skor ini akan segera ditindak.
“Polda [Jatim] tentunya akan membantu untuk menangani [dugaan pengaturan skor di Liga 3 Jawa Timur]. Ketum PSSI sangat tidak ingin ada pengaturan skor dalam persepakbolaan, dan kita semua juga pasti tidak ingin,” ujarnya.
Sebagai antisipasi dugaan serupa terulang, Erwin mengimbau klub untuk menjaga kesejahteraan pemain. Kesejahteraan yang terbengkalai, seperti gaji tertunggak, bisa menjadi celah pengatur skor untuk melakukan aksinya.
Gresik Putra Paranane FA misalnya, menunggak gaji pemain selama setengah bulan. Hal ini dimanfaatkan mantan runner, yang kini diketahui adalah Bambang Suryo, untuk bermanuver melakukan aksi dengan alasan menguji pemain bisa disuap atau tidak.
|
“Situasi pandemi turut membuat sulit kondisi klub. Kalau klub tidak bisa mengelola pemainnya, apalagi dari segi kesejahteraannya, ini berbahaya. Bahaya kalau dipengaruhi orang. Klub harus hati-hati,” Erwin mengimbau.
Untuk langkah lanjutan, Erwin memastikan PSSI akan bertindak tegas. Setelah Asprov PSSI mengambil sikap, laporan dugaan pengaturan skor akan dibawa ke Polda Jatim. PSSI menjamin hal ini akan diusut dengan tuntas.
“Ada uang atau tidak? Yang jelas [Gresik Putra] kalah sesuai dengan permintaan. Ini dihubungi. Makanya ada laporan dari pihak manajemen. Makanya dia laporkan ke Komdis Asprov Jatim. Bagaimana sekarang? Ini sedang disidangkan,” ucap Erwin.
(abd/jun)