Edy soal Penyebab Banjir di Madina Sumut: Memang Ada Kegiatan Ilegal



Medan, Indonesia —

Banjir dan longsor melanda pemukiman warga di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) pada Minggu (19/12). Bencana tersebut diduga lantaran deforestasi dan kegiatan tambang ilegal di wilayah itu.

“Di Madina itu banjir lima tahunan, memang ada kegiatan ilegal ya, baik itu kegiatan tambang ilegal, juga tambang galian C yang juga ilegal. Juga ditemukan potongan-potongan kayu,” kata Gubernur Sumut Edy Rahmayadi di Medan, Senin (20/12).

Edy menyebutkan dugaan tersebut masih dipelajari. Untuk itu, ia memerintahkan Kepala Dinas Kehutanan Sumut untuk mendalami masalah itu.

“Saat ini Kadis Kehutanan sudah di sana, saya perintahkan untuk mengetahui posisi di mana tempat-tempat bekas potongan kayu itu. Saya belum bisa pastikan (deforestasi), nanti akan kita sampaikan ke masyarakat,” ujarnya.

Di wilayah itu, mayoritas masyarakat menggantungkan hidupnya dengan tambang emas ilegal. Padahal, kegiatan yang dilakukan selama bertahun-tahun itu merugikan masyarakat sendiri

“Kalau yang ilegal khusus emas, ini yang masih proses tapi terhambat covid sehingga kami undur. Nanti akan kami ubah, alih fungsi rakyat di dalam pelaksanaan melakukan galian emas. Karena mereka melakukan tambang ilegal itu bertahun-tahun. Pastinya itu sangat salah dan merugikan rakyat sendiri,” paparnya.

Edy berjanji akan memberikan tindakan tegas terhadap aktifitas deforestasi dan kegiatan tambang ilegal di Madina mengingat aktivitas ilegal itu merugikan masyarakat.

Di sisi lain, menurut Edy, banjir di 16 kecamatan itu mulai surut. Masyarakat juga telah pulang ke rumah masing-masing. Namun demikian, Edy mengingatkan masyarakat agar tetap mewaspadai hujan deras.

“Warga sudah kembali ke rumah tidak ada di pengungsian. Mereka sedang melakukan pembersihan di rumah,” urainya

Namun begitu masih ada titik bencana yang belum bisa dilalui kendaraan. Petugas saat ini masih melakukan pembersihan sisa banjir dan longsor agar aktivitas masyarakat bisa kembali normal.

“Untuk bantuan sudah lancar. Kalau saya lihat sungai, muara, ini sama sama naik, sehingga air naik ke pemukiman,” ujarnya.

Sebagai informasi, banjir merendam 16 kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Provinsi Sumatera Utara (Sumut) pada Minggu (19/12). Di beberapa titik, ketinggian banjir bahkan mencapai 2 meter bahkan sampai ke atap rumah.

Adapun, 16 kecamatan yang terdampak banjir yakni, Kecamatan Natal, Ranto Baek, Lingga Bayu, Batang Natal, Panyabungan, Hutabargot, Sinunukan, Panyabungan Barat, Panyabungan Timur, Panyabungan Selatan, Panyabungan Utara, Nagajuang, Siabu, Muara Batang Gadis, Batahan dan Kotanopan. 

(fnr/sfr)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *